Page 148 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 148

Pengayaan Materi Sejarah


                         Usul  Sjahrir  ini  dibicarakan  dengan  para  anggota  kabinetnya,
                   diantaranya Ny. Maria Ulfah Santoso yang menjabat sebagai Menteri
                   Sosial mengusulkan agar perundingan dilakukan di Linggajati, sekitar
                   30  Km  dari  Cirebon.  Ayahnya  pernah  menjabat  sebagai  bupati  di
                   wilayah  Kuningan,  sehingga  ia  sangat  mengenal  wilayah  itu.  Di
                   Linggajati  merupakan  daerah  sejuk  dan  terdapat  sebuah  hotel  dan
                   perumahan  yang  bisa digunakan sebagai tempat  perundingan. Usul
                   itu tenyata disetujui oleh Schermerhorn yang mendapat persetujuan
                   dari Den Haag.
                         Pada  10  November  1946  seluruh  delegasi  menuju  ke
                   Linggajati,  ke  tempat  peristirahatan  yang  berlokasi  di  bawah  kaki
                   Gunung Cerimai untuk bertemu dengan Sukarno dan Hatta. Tiga hari
                   setelah  berada  di  Linggajati,  Schermerhorn  menulis  dalam  buku
                   hariannya,  “Di  tempat  ini  terdapat  kegembiraan  besar,  tentang
                   kenyataan  bahwa  perundingan  pindah  ke  sini.  Menurut  legenda,
                   pertemuan ajaib pernah berlangsung di kaki Ceremai, gunung berapi
                                                     29
                   yang tampak dari jendela mobil....”. .
                           Sjahrir  yang  berhasil  mengajak  Sukarno  dan  Hatta  untuk
                   hadir  di  Kuningan,  memutuskan  untuk  meneruskan  perundingan
                   yang  berlokasi  di  Hotel  Linggajati  pada  11  November  1946.  Hotel
                   tersebut  tidak  dijadikan  tempat  penginapan  para  delegasi,  kecuali
                   Lord  Killearn  yang  didampingi  Rosihan  Anwar.  Oleh  karena
                   menderita penyakit jantung, Schemerhorn tidak bisa mundar mandir
                   dari Linggajati ke kapal pemburu torpedo “Bankerts” yang digunakan
                   sebagai tempat penginapan para delegasi Belanda. Sedang delegasi
                   Indonesia  tinggal  bersama  Sjahrir  yakni  di  sebuah  rumah  tersendiri
                   yang  dikenal  dengan  “Rumah  Sjahrir”.  Di  tempat  ini,  para  delegasi
                   kedua belah pihak makan pagi, siang, dan malam. Hotel dan rumah-
                   rumah tersebut milik keluarga Quee, keluarga pengusaha kaya yang
                   terkenal di daerah Linggajati dan keluarga inilah yang menyediakan
                   fasiitas  untuk  perundingan.  Adapun,  Presiden  Sukarno  dan  Wakil
                   Presiden Mohamad Hatta tinggal di pendopo bupati Kuningan yang
                   berjarak 30 Km dari Hotel  Linggajati. 30
                          Setelah  para  delegasi  kedua  belah  pihak  mengadakan
                   kunjungan  kehormatan  pada  Presiden  dan  Wakil  Presiden,  mereka
                   makan  siang  bersama  sama  di  “Rumah  Sjahrir”.  Siang  hari  itu  juga
                   dilangsungkan rapat ke lima di Hotel Linggajati, namun terjadi




                136
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153