Page 150 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 150
Pengayaan Materi Sejarah
terbentuknya dengan segera suatu negara merdeka yang demokratis
31
atas dasar federasi yang disebut „Negara Indonesia Serikat‟. Setelah
kedua delegasi kembali pulang ke Jakarta dan Sukarno dengan Hatta
kembali ke Yogyakarta, dua hari kemudian, pada 15 November
1946, di rumah Sjahrir di Jakarta berlangsung pemarafan secara
resmi persetujuan Linggajati. Pada 25 Maret 1947, Sjarir,
Schermerhorn dan Van Mook menandatangani persetujuan
Linggajati. Sekalipun secara formal federalisme telah diterima oleh
Belanda maupun RI dalam perjanjian Linggajati sebagai alternatif dari
Hindia Belanda, namun perwujudannya memerlukan perjuangan
yang cukup panjang.
Dengan demikian, azas federal secara remi dirumuskan dalam
perjanjian Linggajati, pada pasal 2 ditetapkan bahwa tatanan politik
yang akan dibangun bersama adalah negara yang berbentuk federal.
Namun dalam naskah perjanjian, gagasan itu disebut sebagai
Negara Indonesai Serikat. Dalam hal ini, Presiden dan wakil Presiden
RI telah memberi persetujuan pada pasal-pasal dalam rancangan
perjanjian itu setelah delegasi Belanda menyatakan menerima
keinginan Sjahrir agar Negara Indonesia Serikat berwujud “negara
berdaulat” dan bukan „negara merdeka”. Hal ini kemudian menjadi
landasan utama yang menentukan perundingan-perundingan
selanjutnya antara RI dan Belanda.
Selama perundingan-perundingan berjalan terus, Van Mook
mengambil langkah-langkah untuk menyusun suatu struktur negara
federal yang dikendalikan oleh Belanda. Setelah gagal dengan
Konferennsi Malino pada Juli 1946 lalu, ia menyelenggarakan
Konferensi pangkalpinang pada 1 Oktober 1946 dan Konferensi
Denpasar pada tanggal 16 hingga 24 Desember 1946. Ia hendak
mendekati tokoh-tokoh Kalimantan dan Indonesia Timur untuk
mewujudkan tandingan bagi Republik dengan membentuk “negara-
negara federal” di luar Jawa dan sebagian Sumatra, serta wilayah
Indonesia Timur. Adapun, niat membentuk negara federasi di
Kalimantan dan Sumatra tidaklah berhasil, sehingga pada Konferensi
Denpasar, wilayah-wilayah itu ditinggalkan. Konferensi Denpasar
dengan 55 utusan dari 13 daerah Indonesia Timur yang berlangsung
dari tanggal 9 Desember hingga 24 Desember 1946, sepakat
membentuk Negara Indonesia Timur (NIT) dan Cokorde Gde Raka
Sukawati terpilih sebagai presidennya. Jadi, NIT lahir dengan tokoh-
138