Page 146 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 146
Pengayaan Materi Sejarah
Gubernur Jenderal van Mook. Lord Killearn, diplomat Inggris memimpin
pembicaraan-pembicaraan dalam sidang tersebut. Hasil terpenting dari
sidang pertama itu adalah pembentukan Truce Committee dengan
merumuskan tugas penghentian permusuhan dan menghasilkan
resolusi gencatan senjata yang disetujui oleh kedua pihak. Gencatan
senjata tersebut “atas dasar memelihara kedudukan dan perimbangan
militer yang sekarang dari pada angkatan bersenjata Sekutu dan
Indonesia”. Dalam hal ini telah disetujui untuk saling mempertukarkan
angka-angka pada tengah hari. Hal demikian memang terjadi, namun
sesudah itu Sjahrir harus meminta penudaan pembicaraan-pembicaraan
dengan maksud untuk dapat membicarakannya angka-angka itu
dengan pihak tentara.
Pada 14 Oktober 1946 dilangsungkan pertemuan Truce
Committee dan dari pihak Indonesia hadir Kepala Staf Jenderal Oerip
Sumodihardjo. Dari kedua pihak sepakat untuk mengurangi jumlah
pasukan, jika keadaan militer memungkinkannya. Pada sore harinya
dilangsungkan sidang pleno (paripurna) kedua dari delegasi-delegasi
perunding dengan mengesahkan dan menguatkan kesepakatan tentang
gencatan senjata yang telah dicapainya. Sesudah tercapainya gencatan
senjata dimulai pembicaraan-pembicaraan politik yang dilakukan pada
21 Oktober 1946 dalam rapat paripurna yang saat itu diadakan resolusi,
sebagai berikut:
“Komisi Jenderal sebagai Delegasi Belanda dan Delegasi Indonesia
memberitahukan kepada sidang paripurna tentang maksud mereka
untuk memulai pembicaraan-pembicaraan yang segera tentang
masalah-masalah politik dengan tujuan mencapai penyelesaian sedini
mungkin. Sidang paripurna menyatakan dengan perasaan yang sangat
memuaskan mengetahui pernyataan kedua delegasi itu”. 28
Demikian pembicaraan antar kedua delegasi, tanpa hadirnya
orang-orang Inggris pun dapat dimulai. Dalam hal ini bagi kedua pihak
dengan jelas bahwa pembicaraan-pembicaraan tersebut harus menjurus
pada suatu hasil sebelum tanggal 30 November 1946, karena
keberangkatan orang-orang Inggris telah ditentukan pada tanggal itu.
Delegasi Belanda mengajukan rancangan perjanjian yang terdiri dari 17
pasal yang pada akhirnya rancangan tersebut menjurus pada perjanjian
Linggajati nantinya. Rancangan itu bertitik tolak dari struktur federal
pada pihak Indonesia, seperti yang selalu diperjuangkan oleh Van Mook.
134