Page 141 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 141

Pusat  (BP-KNIP)  dilantik  sebagai  Perdana  Menteri.  Pada  3  November
                1945  pemerintah  mengeluarkan  maklumat  yang  membenarkan
                dibentuknya  partai-partai  politik  untuk  menghapuskan  sistem  partai
                tunggal  (PNI)  yang  selama  ini  berlaku.  Meski  perubahan  sistem
                pemerintahan  ini  tampak  bertentangan  dengan  UUD  1945,  namun
                yang  menjadi  alasan  bahwa  RI  ingin  menampilkan  seorang  yang  tidak
                memiliki  latar  belakang  sebagai  kolaborator  dengan  pemerintahan
                pendududkan Jepang. Sutan Sjahrir diketahui selama masa pendudukan
                Jepang tidak bersedia bekerjasama dengan tentara Jepang dan bergerak
                di bawah tanah.
                      Pada  masa  kepemimpinan  kabinetnya,  Sutan  Sjahrir  mempunyai
                strategi  khusus  untuk  menghadapi  Belanda.  Dalam  perkembangan
                selanjutnya  Sjahrir  adalah  tokoh  utama  yang  menganjurkan  agar
                masalah  Indonesia  “diinternasionalisasi”.  Dalam  hal  ini,  ia  bermaksud
                agar Indonesia sebagai negara merdeka mendapat dukungan dari dunia
                internasional,  khususnya  negara-negara  Barat  yang  muncul  sebagai
                pemenang  dalam  Perang  Dunia  ke  II.  Di  samping  itu,  PM  Sjahrir
                menuntut  kekuasaan  dan  kedaulatan  di  seluruh  Hindia  Belanda.
                Tuntutan ini membuat keadaan Van Mook menjadi mengalami kesulitan
                lagi  yang  menyebabkan  dialog-dialog  antara  para  pembesar  RI  dan
                Belanda  mengalami  kemacetan.  Van  Mook  kemudian  memutuskan
                untuk konsultasi dengan pemerintah Belanda dan ia pun berangkat ke
                negaranya  pada  1  Desember  1945.  Pemerintah  Belanda  akhirnya
                mengeluarkan keputusan pemerintah tertanggal 10 Februari 1946 yang
                selanjutnya menjadi dasar perundingan-perundingan dengan Republik.
                        Adapun,  pokok-pokok  terpenting  Keputusan  Pemerintah
                Belanda, sebagai berikut:
                 Pertama,  akan  terdapat  sebuah  persemakmuran  Indonesia,  sebagai
                peserta  dalam  Kerajaan  Belanda,  tersusun  atas  negeri-negeri  dengan
                ukuran pemerintahan sendiri yang berlain-lainan.
                 Kedua, akan dijalankan suatu kewarganegaraan Indonesia bagi semua
                yang dilahirkan di Indonesia; para warga negara Belanda dan Indonesia
                akan  mempunyai  semua  hak  kewarganegaraan  di  semua  bagian
                kerajaan Belanda.
                Ketiga, urusan intern persemakmuran Indonesia akan diatur oleh badan-
                badan  persemakmuran  secara  tersendiri,  di  dalam  hal  mana  bagi
                persemakmuran  sebagai  keseluruhannya  akan  dipikirkan  suatu
                perwakilan rakyat yang akan disusun secara demokratis; namun dengan
                suatu mayoritas Indonesia yang besar; sebuah kementerian dibentuk



                                                                                 129
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146