Page 140 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 140

Pengayaan Materi Sejarah


                     Pihak Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jenderal  Hindia  Belanda,
                   tidak dapat menjawabnya. Pertemuan tersebut tidak membawa hasil
                 dan kedua pihak menyerahkan kepada apa yang terjadi di masa datang.
                          Dalam perkembangan selanjutnya, diplomasi adalah jalur yang
                 ditempuh  Belanda  maupun  RI  yang  dimulai  secara  formal  sejak  1946
                     untuk menyelesaikan konflik antara kedua pihak. Jalur  diplomasi ini
                 merupakan  inisiatif   SEAC  di  bawah   pimpinan  Laksamana   Lord
                       Mountbatten, yakni satuan tentara Inggris yang ditugaskan  pihak
                  Sekutu  di  Asia  Tenggara  untuk  melucuti  dan  memulangkan  tentara
                     Jepang ke negaranya. Tentara Inggris yang ditugaskan di Indonesia
                 tersebut menghadapi perlawanan-perlawanan yang gencar dari satuan-
                 satuan  bersenjata  Indonesia.   Oleh  karena  itu,  dalam  upaya
                 mendapatkan dukungan pihak Indonesia untuk melaksanakan tugasnya,
                      maka SEAC memaksakan pihak Belanda untuk merumuskan  suatu
                      kesepakatan dengan pihak RI mengenai status politik  dari wilayah
                Hindia Belanda.
                        Untuk  melanjutkan  perundingan,  tanpa  konsultasi  dengan  Den
                Haag,  Van  Mook  merumuskan  proposal-proposal  yang  akan  diajukan
                pada  pihak  RI.  Isi  proposal  itu  adalah  pembentukan  suatu  dewan
                perwakilan  rakyat  yang  mayoritas anggotanya adalah orang Indonesia,
                kemudian  pembentukan  suatu  dewan  menteri  dengan  Gubernur
                Jenderal  sebagai  wakil  Mahkota  Belanda.  Kemudian  akan  dibentuk
                suatu Commenwealth (Persemakmuran Bersama) dimana Indonesia juga
                menjadi  anggotanya.  Proposal  itu  diserahkan  pada  RI  tanggal  6
                November 1945. Sebelumnya, pada 1 November 1945, Wakil Presiden
                Muhamad  Hatta  telah  mengeluarkan  pernyataan  bahwa  RI  hanya
                bersedia berunding dengan Belanda apabila eksistensi RI diakui Belanda.
                Sementara itu, seruan Van Mook dalam telgramnya ke Den Haag pada 6
                November  dijawab  oleh  Logemann  yang  menekankan  bahwa
                perundingan hanya bisa dilakukan berdasarkan pidato Ratu Wilhelmina
                pada 7 Desember 1945 tersebut. Sikap Belanda ini menunjukkan bahwa
                persyaratan  yang  diajukan  oleh  Wakil  Presiden  RI  pada  1  November
                sama sekali tidak dipertimbangkan.
                        Perkembangan di dalam negeri pun terjadi pada minggu ketiga
                November  1945  yakni  perkembangan  politik  di  Indonesia  mengalami
                perubahan  yang signifikan. Pada 14 November 1945 Presiden Sukarno
                mengundurkan  diri  sebagai  kepala  pemerintah  walaupun  masih  tetap
                memegang  posisi  sebagai  Presiden  RI.  Selanjutnya,  Sutan  Sjahrir  yang
                sebelumnya sebagai Ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia



                128
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145