Page 144 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 144

Pengayaan Materi Sejarah



                Kedua,  Republik  akan  menerima  semua  pasukan  tempur  Sekutu
                termasuk  pasukan  tempur  Belanda,  secara  damai  dan  membantu
                mereka dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.
                Ketiga,  Republik  akan  mengakhiri  semua  permusuhan  segara  setelah
                perjanjian ini dilaksanakan.
                Keempat, Republik akan menghormati hak golongan-golongan kecil. 24

                      Penerimaan  usul-usul  Republik  ini  menyebabkan  timbulnya
                optimisme  yang  besar.  Secara  umum  diharapkan  bahwa  kedua  belah
                pihak akan menyetujui penandatanganan suatu Persetujuan tetap. Guna
                menyelesaikan persoalan ini dengan segera, diputuskanlah supaya Van
                Mook  bersama  suatu  delegasi  Republik  Republik  dapat  berangkat  ke
                Belanda,  untuk  berunding  dengan  menteri-menteri  yang  berwenang
                dan  bertanggung  jawab  di  negeri  tersebut.  Dalam  hubungan  ini
                Republik memberi keterangan sebagai berikut:
                Pertama, suatu pertukaran pikiran lebih lanjut memperlihatkan bahwa
                pendapat-pendapat  delegasi  Indonesia  dan  Belanda  dalam  hubungan
                kedudukan  Indonesia,  telah  menjadi  sedemikian  berdekatan,  sehingga
                keberangkatan  Van  Mook  untuk  berkonsultasi  dengan  Pemerintah
                Belanda dapat dibenarkan.
                Kedua,     untuk    memudahkan      pembicaraan-pembicaraan      dan
                memecahkan sisa-sisa-sisa kesulitan, Menteri Pendidikan Mr. Suwandi,
                Menteri  Dalam  Negeri  Dr  Sudarsono  dan  Sekretaris  Kabinet  Mr.  A.K.
                Pringgodigdo akan berangkat ke negeri Belanda. 25

                Betapapun  optimisme  Van  Mook  dan  delegasi  Indonesia  untuk  dapat
                mencapai suatu  hasil positif, sebagai dasar  bagi perubahan-perubahan
                politik  dan  ketatanegaraan  selanjutnya  di  Indonesia  dan  untuk  dapat
                menempatkan  hubungan  Indonesia  –  Belanda  dalam  suatu  perspektif
                baru,  namun  pembicaraan-pembicaraan  Hoge  Veluwe  pun  yang
                terselenggara pada tanggal 14 hingga 25 April 1946 tersebut, berakhir
                dengan kegagalan.
                            Sementara  itu,  di  dalam  negeri  pun  muncul  reaksi  balik
                yang  menentang  perundingan-perundingan  dengan          Pemerintah
                Belanda  selama  pasukan  Belanda  masih  berada  di  Indonesia,  di
                antaranya dari partai-partai politik terbesar dan paling berpengaruh di
                KNIP  (Komite  Nasional  Indonesia  Pusat),  yakni  PNI  (Partai  Nasional
                Indonesia)  dan  Masyumi  (Majelis  Syura  muslimin  Indonesia).  Reaksi
                inipun menjadikan kelompok-kelopok ini menentang kebijakan



                132
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149