Page 139 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 139
hari) tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir Selatan-Jakarta, merupakan
upaya untuk mencapai kompromi antara kedua belah pihak. Dalam hal
ini Van Mook menyampaikan gagasan federalismenya dengan
mengatakan mengatakan, bahwa dari pihaknya ia ingin menjalankan
Indonesia dengan dasar pemerintahan yang dikemukakan oleh Ratu
Wilhelmina dalam pidato yang khusus ditujukan kepada penduduk
Hindia Belanda pada peringatan Perang Pasifik di London tanggal 7
Desember 1942, tempat menyingkirnya Pemerintah Belanda ke Inggris.
Saat itu, H.A. Salim langsung bereaksi menanggapi ucapan Van Mook
yakni, sebagai berikut:
“Ucapan Koningen Wilhelmina itu sudah ketinggalan jaman
. Indonesia sekarang sudah merdeka. Ia tidak mau lagi
dijadikan jajahan, menjadi Nederland Indie. Dari Australia
dahulu tuan-tuan mencaci kami sebagai boneka Jepang. Kira-
kira satu tahun lalu, Jepang sudah mengucapkan
kemerdekaan Indonesia di masa depan. Pemerintah Belanda,
setelah menjajah 300 tahun lamanya, belum pernah sampai
sebegitu jauh. Pada 14 Agustus tahun ini Jepang
menyerahkan kemerdekaan pada kami. Dan sekarang kami
sudah merdeka, Tuan akan mengajak kami menerima
Indonesia menjadi jajahan Belanda kembali, paling jauh
mempunyai pemerintahan sendiri dalam lingkungan jajahan
Belanda. Tuan-tuan tentu tidak lupa, bahwa petisi Soetardjo
saja dahulu sudah terlalu jauh bagi pemerintah Nederland.
Paling maju barangkali mencapai dominion status. Dapatkah
tuan memikirkan, bahwa Indonesia tidak mau diturunkan
lagi derajatnya?” Van der Plas pun kemudian mengatakan:
“Keadaan dunia sesudah Perang Dunia Kedua sudah
berubah yakni dengan lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), seluruh dunia menuju kerja sama”. H.A. Salim pun
menyanggahnya: “Kerjasama antara dua negara yang sama
merdeka. Maukah Nederland memajukan kepada PBB
supaya Indonesia menajdi anggotanya lebih dahulu, dan
baru kemudian dibicarakan masalah kerjasama antara
Nederland dan Indonesia dalam lingkungan PBB?” 21
127