Page 42 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 42
Pengayaan Materi Sejarah
tetap menarik perhatian, apalagi pada tahap daerah, sejarah pemikiran
mulai menarik perhatian para sejarawan juga. Tetapi memang harus
ditekankan juga meskipun studi sejarah pemikiran, yang relatif bersifat
―independent‖ dan tidak sekadar latar belakang dari sejarah politik,
dipelopori oleh keinginan untuk memahami gejolak sosial dan politik,
tetapi penerbitan yang relatif lengkap ialah sejarah pemikiran Islam yang
diterbitkan sebagai Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (7 jilid, 2002),
dengan ketua dewan redaksi Taufik Abdullah.
Akhirnya – setelah tertahan untuk beberapa lama—Indonesia
dalam Arus Sejarah ( 9 jilid), dengan Taufik Abdullah dan A.B.Lapian
sebagai editor utama—diluncurkan secara resmi pada tahun 2012.
Inilah buku sejarah Indonesia yang terlengkap—mulai dari zaman
prasejarah sampai dengan berakhirnya Orde Baru dan ditutup dengan
Epilog yang mengisahkan rangkaian dinamika peristiwa yang masih
belanjut .Meskipun buku yang mencakup wilayah seluruh tanah air dan
meliputi uraian sejak zaman terbentuknya kepulauan Nusantara buku ini
boleh dikatakan terlepas dari beban politik dan sejauh mungkin
terbebas pula dari segala corak sentrisme, pada waktunya perlu juga
mengadalan revisi. Bukan karena apa-apa, tetapi sejak buku ini terbit
perkembangan dalam historiografi Indonesia masih terus berlanjut.
Penutup
Bagaimanakah perkembangan ilmu sejarah di tanah air tercinta
ini selanjutnya? Kalau mau berlagak jujur tentu bisa saja dikatakan ―No
body knows‖, tetapi tanpa berlagak namun ditopang oleh
pengetahuan dan pemahaman akan keharusan yang tak terhindarkan
bisalah dikatakan bahwa ilmu sejarah dan pengetahuan kesejarahan di
Indonesia ini akan berkembang baik. Betapapun jurusan sejarah – di
universitas manapun juga di negara yang diciptakan oleh kesadaran
sejarah ini (jadi bukan ―warisan nenek moyang‖)—bukanlah jurusan
yang ―laku‖, apalagi merupakan ‖pilihan pertama‖ bagi para calon
mahasiswa. Tetapi bukankah berbagai kejadian yang datang sambung
bersambung membangkitkan juga rasa ingin tahu? ‖Apakah yang
terjadi ini?" "Mengapa hal ini harus terjadi?" Seketika pertanyaan-
pertanyaan seperti ini telah diajukan, maka apapun mungkin disiplin
ilmu yang akan dipakai untuk menjawabnya, namun pertanyaan
kesejarahan tidak terhindarkan.
30