Page 38 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 38
Pengayaan Materi Sejarah
sangat enggan berkisah, apalagi memberi kesan dan pendapat tentang
tokoh lain. Sebaliknya otobiografi Bung Karno yang ―as told to Cindy
Adam‖ cukup royal memberi penilaian yang subjektif tentang tokoh-
tokoh lain. Bung Karno memang mengisahkan kenangannya ketika ia
sedang berada di puncak kekuasaan. Memoir Bung Hatta yang pertama
diterbitkan di tahun 1970-an dan setelah lebih dulu diedit dan agak
dipersingkat diterbitkan kembali pada tahun 2011. Memoir dalam
bentuk otobiografi (tetapi biasa sekali melalui kerjasama dengan penulis
profesional) kini telah semakin banyak juga yang diterbitkan.
Otobiografi Hasan Basri Durin, mantan Gubernur Sumatra Barat, cukup
menarik sebagai kasus apa artinya berkarir sebagai pegawai negeri di
zaman kemerdekaan. Bukan saja ia sempat mempunyai pengalaman di
dua-tiga daerah, tetapi juga ia—mungkin satu-satunya—yang mulai
dari bawah—sebagai pegawai negeri biasa, kemudian diangkat sebagai
pejabat Walikota, Walikota, pembantu gubernur, Gubernur dan
akhirnya Menteri ( dalam Kabinet Habibie)
Corak kedua ialah kumpulan kenangan dari para kenalan ,
sahabat, dan pengamat tentang tokoh yang dikisahkan. Sukarno,
Hatta, Sjahrir, Natsir, Sjafruddin Prawiranegara adalah beberapa tokoh,
di samping tokoh-tokoh sejarah lain, yang telah dikenang dalam
beberapa penerbitan. Buku-buku seperti ini biasanya terkait dengan
peristiwa tertentu ataupun maksud tertentu yang ingin diperingati.
Corak ketiga ialah biografi—kisah hidup seseorang secara
lengkap, yang ditulis oleh orang lain. Ketika terlibat dalam penulisan
inilah keterampilan teknis kesejarahan dan biografi sang
penulis/pengisah menampilkan dirinya. Meskipun tidak satupun yang
menandingi kelengkapan karya Peter Carey ataupun Harry Poeze,
biografi Azwar Anas, Rooseno, Hamengkubuwono IX, Awaloeddin
Djamin, Yacob Oetama, dan Alamsyah Ratu Perwiranegara adalah
beberapa contoh dari biografi yang dikerjakan dengan cukup baik.
Corak keempat, boleh dikatakan unik juga. Setelah memilih
siapa yang dianggap 4 Serangkai Pendiri Republik (Sukarno, Hatta,
Sjahrir, dan Tan Malaka) Majalah TEMPO menggabungkan biografi
singkat dengan esei dari beberapa penulis tentang masing-masing
tokoh.
Barangkali tidaklah terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa
buku saku Manusia dalam kemelut sejarah-- yang berisikan biografi
26