Page 36 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 36

Pengayaan Materi Sejarah


                yang disampaikan Rickefs—maka bagaimanakah dinamika kontemporer
                Indonesia sebagai masyararakat modern bisa dikisahkan?

                        Seandainya  tingkat  antusiasme  public  dipakai  sebagai  ukuran,
                maka  tidak  pelak  lagi  buku  tebal  tiga  jilid  (masing-masing  sekitar  800
                halaman)  yang  ditulis  Harry  A.  Poeze,  Verguisd  en  Vergeten  :  Tan
                Malaka, de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949
                (Leiden,  KITLV,  2007)  paling  menarik  perhatian,  meskipun  mungkin
                bahasa  Belanda  menjadi  penghalang  yang  tidak  mudah  teratasi.  Buku
                tebal-tebal ini adalah sambungan buku Poeze, Tan Malaka : levensloop
                van 1897 tot 1945 (‗sGravenhage :Martinus Nijhof, 1976), yang sempat
                diterjemahkan  TEMPO  satu  jilid  sebelum  akhirnya  dilarang  kejaksaan.
                Salah satu hasil dari zaman Reformasi yang tidak biasa dikatakan ialah
                datangnya  hasrat  menikmati  atau  setidaknya  mengetahui  apa  yang
                selama  ini  verguist—dicela—apalagi  telah  pula  vergeten—dilupakan.
                Maka begitulah seperti dengan tiba-tiba saja hasrat untuk mengetahui
                idealisme  dan  perjuangan  Tan  Malaka  yang  berakhir  tragis  dan  alur
                pemikirannya  menjadi  populer.  Hal  ini  terjadi  meskipun  sebenarnya
                riwayat  Tan  Malaka  sempat  juga  dimuat  dalam  sebuah  buku    yang
                cukup populer (dicetak beberapa kali), Manusia dalam Kemelut Sejarah
                ,  terbitan  LP3ES  (1978).  Walaupun  buku  Poeze  yang  terakhir  ini  telah
                menghasilkan  empat  jilid  terjemahan  (  Jakarta  :Yayasan  Obor),  tetapi
                secara keseluruhan usaha  ini  masih  jauh  dari  selesai.  Buku  teramat
                tebal    yang    kedua    yang    menarik    perhatian    dan      juga      telah
                diterjemahkan  ialah  karya  Peter  Carey,  The  power  of  prophecy  :  Prince
                Dipanagara  and  the  end  of  an  old  order  in Java ,  1785-1855  (  Leiden,
                KITLV,  2007).  Buku  yang  telah  diterjemahkan  dengan    judul    Kuasa
                Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-
                1855  (Jakarta;  Gramedia  d.l.l)  ini    sebenarnya    boleh    juga    dianggap
                sebagai pasangan dari buku Peter Carey, Babad Dipanegara: an account
                of  the  outbreak  of  the  Java  War  (1825-1830)  (Kuala  Lumpur,
                MBRAS,1981).
                        Buku-buku  ini  boleh  dikatakan  karya  sejarah  yang  cukup
                monumental.  Ada  karya  yang  membalik-balik  kembali  lembaran-
                lembaran  sejarah  ketika  kekuatan  kolonialisme  sedang  menghadapi
                krisis  internal,  sebelum  semangat  nasionalisme  anak  jajahan  tampil
                sebagai  penantang.  Ada  pula  yang  meneliti  secara  detail  situasi  dan
                dinamika sejarah ketika proses peralihan kekuasaan sedang terjadi—di
                saat negara –perkasa telah terancam oleh idealisme yang telah terpatri



                24
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41