Page 37 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 37

dalam  konstitusi.  Hal-hal  ini  boleh  dikatakan  sebagai  tema  pertama.
                Kemudian—tema  kedua--  tampil  buku-buku  yang  menerangkan  asal-
                usul  dan  proses  terjadi  keretakan  dalam  integrasi  kehidupan  bangsa.
                Tema yang ketiga ialah alur penetrasi Islam dan dinamika sejarah Jawa
                dalam kontek kehidupan keagamaan dan dinamika intelektual Islam di
                dunia  Melayu.  Akhirnya  –  tema  keempat—biografi  dari  dua  ―pahlawan
                bangsa‖, Datuk Tan Malaka, seorang penghulu adat dari Minangkabau
                yang  berjuang  bagi  terwujudnya  Indonesia  yang  diidamkannya,  dan
                Pangeran Diponegoro, dari kesultanan Yogyakarta  abad 19, yang ingin
                melepaskan Jawa dari dominasi Belanda.

                        Sudah bisa dibayangkan bahwa penyebaran buku-buku ini – dan
                tentu saja juga buku-buku penting lain-- tidaklah  terlalu meluas untuk
                dapat menjangkau seluruh masyarakat sejarawan Indonesia. Meskipun
                demikian  perkembangan  dalam  studi  kesejarahan–terutama  di
                kalangan pengajar di universitas—setapak –setapak berjalan juga. Hanya
                saja  kalau  penerbitan  buku  dipakai  sebagai  indikasi  dari  aktivitas  dari
                kajian  sejarah  maka  tampaklah  para  ilmuwan  bukanlah  pemegang
                monopoli,  bahkan  jauh  dari  pada  itu.  Jika  saja  popularitas  dipakai
                sebagai  ukuran  maka  tidak  pelak  lagi  Pramudya  Ananta  Toer,  sang
                novelis, akan tampil sebagai pemenang. Di samping novel-sejarah yang
                menyebabkan  ia  pernah  dicalonkan  sebagai  penerima  Nobel  dalam
                sastra, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah
                Kaca  (1980-1990),  yang  sambung  bersambung,  ia  telah  lebih  dulu
                menulis biografi Kartini dan sejarah Hoakiau di Indonesia, sebuah buku
                yang membela kehadiran golongan non-pri ketika gejala anti-Cina telah
                                  5
                semakin kelihatan
                        Jika  saja  dunia  penerbitan  dipakai  sebagai  ukuran  maka
                tampaklah bahwa kisah hidup seseorang boleh dikatakan sebagai topic
                kesejarahan  yang  paling  populer.  Memoir  atau  kenangan  hidup  boleh
                dianggap  sebagai  kategori  pertama  dalam  wilayah  penulisan  tentang
                kisah kehidupan seseorang ini. Bisalah dipahami kalau semakin penting
                peranan yang pernah dijalankan seseorang maka semakin menarik pula
                terasa memoir mereka. Terlepas dari pandangan tentang peranan politik
                yang  pernah  dijalankannya,  memoir  Ali  Sastroamidjo  sangat  menarik
                karena  ia  berkisah  secara  terbuka  saja.  Memoir  Hatta  sangat  kaya
                dengan  informasi  tentang  pengalaman  politiknya  sejak  masa  muda  di
                Eropa  sampai  ketika  ia  memainkan  peran  terpenting        dalam
                penyelesaian konflik Indonesia-Belanda. Sayang memoir Bung Hatta



                                                                                   2
                                                                                   5
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42