Page 34 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 34
Pengayaan Materi Sejarah
atau amatir dalam negeri, yang telah disampaikan ke wilayah publik,
4
tetapi kontroversi masih enggan untuk berhenti.
Maka klaim ―pelurusan sejarah‖ pun diperkenalkan, seakan-akan
dengan klaim ini ―kata akhir‖ dari sejarah yang otentik dan sahih
telah didapatkan. Dengan klaim ini maka dinyatakanlah histoire-recite‘
yang diperkenalkan telah menjadi wakil yang otentik dari histoire-
realite‘. Hanya saja seketika hal itu telah disampaikan maka di waktu itu
pula batas ―profesionalisme‖, ―kesombongan‖ dan ―ambisi politik‖
bahkan ―kenaifan‖ seperti telah mengabur begitu saja. Bukankah sudah
sejak masa awal pertumbuhannya sejarah --sebagai kisah yang konon
pernah terjadi di masa lalu -- selalu berusaha memperbaiki dirinya atau
―meluruskan‖ apa yang sempat telah dianggap sebagai pantulan dari
kebenaran? Bahkan siapapun yang sempat belajar ilmu sejarah tahu
juga bahwa apa yang disebut sebagai accepted history sekalipun hanya
mungkin berlaku untuk jawab tentang ―apa, bila, siapa, di mana‖ dalam
suatu event saja.. Sedangkan jawaban tentang ―bagaimana‖ dan
‖mengapa‖ dan rangkaian event sampai kini pun masih saja
merupakan wilayah tempat kepastian sejarah harus memperbaiki
dirinya.
Perdebatan tentang ―siapa yang berada di belakang layar‖ masih
berlanjut, tetapi sementara itu kisah dan kenangan tentang konflik
berdarah atau bahkan penganiayaan dan pembunuhan anak bangsa ketika
―pembersihan‖ dari anasir-anasir yang diketahui, atau dianggap atau
dituduh komunis kini telah semakin terbuka juga. Jika bukan jumlah berapa
yang korban, setidaknya sifat dan corak ―pembersihan‖ telah semakin
diketahui. Hanya saja dalam proses ini–ketika peristiwa sejarah hendak
diungkapkan sepenuhnya—―dendam sejarah‖ yang tertinggal ternyata
enggan juga untuk berlalu dan hilang begitu saja.
Tetapi seandainya perhatian lebih ditujukan pada publikasi
internasional, maka bolehlah dikatakan bahwa dominasi kuantitatif
hasil kajian ilmuwan asing masih juga belum teratasi. Kisah kesejarahan
dari hampir semua peristiwa atau rangkaian peristiwa kontemporer
yang penting dan hampir di semua lapangan kehidupan
kemasyarakatan telah semakin dijelajahi. Kalau L. de Jong menulis
tentang The collapse of a colonial society (Leiden: KITLV, 2002) maka
Kees van Dijk malah melihat dinamika kolonialisme ketika waktunya
dimundurkan ke belakang dengan bukunya The Netherlands Indies and
22