Page 46 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 46

Pengayaan Materi Sejarah


                masuk dalam percaturan politik internasional tersebut, Indonesia harus
                memiliki posisi tawar sendiri dengan politik luar negeri bebas aktif.
                        Pidato  ini  juga  merupakan  jawaban  pemerintah  terhadap
                munculnya  desakan  dari  FDR  (Front  Demokrasi  Rakyar)  pimpinan  Tan
                Malaka  dan  kelompok  kiri  lainnya  di  BP  KNIP  yang  mendesak
                pemerintah bersikap pro Rusia (Blok Timur) dalam perang dingin yang
                mulai  muncul.  Republik  Indonesia  yang  baru  lahir  sedang  menghadapi
                situasi  sulit,  dimana  perundingan  antara  Indonesia  dan  Belanda  yang
                dimediasi  oleh  Komisi  Tiga  Negara  (KTN)  menghadapi  kebuntuan.
                Disamping itu, pada saat bersamanaan Belanda telah bersiap-siap untuk
                menyerang  kedudukan  Republik  di  Jawa.Terkait  desakan  itu,
                Mohammad Hatta  yang  saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden dan
                Menteri  Pertahanan  menyatakan  bahwa  RI  tidak  akan  memilih  pro  ini
                atau itu, melainkan memilih jalan sendiri untuk mencapai kemerdekaan
                yaitu  “Bebas”  menentukan  jalan  sendiri,  tidak  terpengaruh  oleh  pihak
                manapun  juga,  aktif  menjaga  perdamaian  dunia  dan    bersahabat
                dengan segala bangsa.
                        Dalam  situasi  politik  dunia  yang  terbelah  dalam  dua  blok,
                Amerika  dan  Uni  Soviet  yang  saling  berusaha  menarik  negara-negara
                yang  baru  merdeka  kedalam  blok  nya  masing-masing,  Indonesia  telah
                mempunyai  sikap  yang  tegas  sebagaimana  yang  diungkapkan  Hatta
                dalam pidatonya tersebut. Secara substansi, pidato Hatta bisa dikatakan
                merupakan cikal bakal dari lahirnya politik luar negeri Indonesia bebas
                aktif yang menjadi ciri politik luar negeri Indonesia sampai saat ini.
                        Kebijakan  luar  negeri  Indonesia  bebas  aktif  Indonesia,  bisa
                dikatakan merupakan respon atau jawaban bangsa Indonesia yang tidak
                ingin  terombang  ambing  dalam  pertarungan  Amerika  Serikat  (Blok
                Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) yang muncul sebagai sebagai  dampak
                dari kekalahan Fasisme Jerman dan Jepang pada Perang Dunia
                II.  Kedua  negara  pemenang  perang  ini  saling  berebut  pengaruh  di
                negara-negara dunia ketiga khusunya negara-negara Asia-Afrika. Situasi
                politik internasional pada masa ini merupakan babak baru pasca Perang
                                                             3
                Dunia II yang disebut Perang Dingin (Cold War).
                        Indonesia  adalah  salah  satu  negara  didunia  yang  berhasil
                memproklamasikan  kemerdekaanya  ditengah  munculnya  percaturan
                politik  global  yang  baru  (munculnya  dua  blok  yang  saling  bersaing
                meluaskan pengaruhnya). Berhadapan dengan dua blok yang berusaha
                mempengaruhi Republik yang baru lahir, justru menjadikan bangsa




                34
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51