Page 509 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 509
Tabel 6
Perkembangan Mekanisasi Pertanian di Indonesia
Persentase
Jenis Teknologi 1988 1989 1990 1991 1992
Kenaikan
Mesin Pengolah Lahan
1. Traktor Roda Dua 16.804 20.541 23.430 28.894 33.846 17,2
2. Traktor Roda 4.316 4.640 4.524 5.085 4.557 2,05
Empat
Jenis Pemberantasan 982.824 1.056.141 114.496 1.213.568 1.169.106 88,6
Jasad Pengganggu*
Mesin Pengolah Gabah 22.104 250.641 150.684 29.091 408.831 64,8
Keterangan:
*Terdiri atas Hand Spraver, Knapstok Molor Spayer, Power Spaxer, Swing Fog, dan
Emposon Tius
** Terdiri atas perontok padi, pembersih gabah, penyosoh beras, penggiling padi besar,
penggiling padi kecil, rice milling unit, dan englebreg
Diolah dari Biro Pusat Statistik 1973-1993 (Dikutip dari Sundjojo 1997)
Dulu sebelum masuknya berbagai tipe teknologi pertanian
tersebut, pilar ekonomi rumah tangga petani gurem dan buruh tani
adalah penghasilan suami dan istrinya. Setelah teknologi pertanian
merambah desa, keluarga tersebut kehilangan salah satu pilar
ekonominya. Seiring dengan itu, melalui huller terjadi pula pengalihan
surplus ekonomi ke petani kaya.
Ketiga, sedemikian besarnya fenomena penghilangan pekerjaan
tersebut, namun hal tersebut tidak sampai berujung pada pembentukan
polarisasi sosial. Yakni, ada petani yang kekayaannya dan tanahnya
makin luas, dan di pihak lain terdapat buruh tani tanpa tanah yang
hanya mengandalkan penghasilan dari menjual tenaganya. Menurut
Hayami dan Kikuchi, yang terjadi adalah kekayaan yang berjenjang. 62
Ada petani kaya yang memiliki tanah yang luas, petani bertanah agak
luas, bertanah sempit (petani gurem), dan buruh tani.
Terbentuknya kepemilikan tanah berjenjang ini—menurut
Hayami dan Kikuchi—menunjukkan bekerjanya faktor-faktor
kebudayaan desa. Betapapun rasionalnya seorang petani kaya, ia tetap
memperhatikan kultur pertanian yang hidup di pedesaan. Mereka
dituntut mendistribusikan penghasilan dan kekayaannya itu kepada
497