Page 505 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 505
Teknologi Penerbangan yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden Soeharto.
7.6. Revolusi Hijau dan Swasembada Beras
Sebagai suatu kebijakan nasional, sejatinya modernisasi
pertanian bukanlah murni inovasi para teknokrat Orde Baru. Rintisan
semacam modernisasi pertanian dalam skala lokal sebenarnya dapat
ditelusuri hingga awal tahun 1960-an. Yaitu, saat sekelompok
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang Institut
Pertanian Bogor) melakukan program Demas (Demonstrasi Massal),
suatu program yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip bertani
modern pada sekelompok petani tradisional, agar hasilnya jauh lebih
maksimal dan dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Demas
menanamkan apa yang disebut Panca Usaha Tani, yakni penggunaan
variates unggul, pupuk kimia, pestisida, perbaikan cara bertanam, dan
penyediaan irigasi yang baik.
Ide Demas ini kemudian diformulasikan menjadi program
pembangunan pertanian yang berskala nasional pada tahun 1964,
dengan nama Bimas (Bimbangan Massal). Bimas merupakan program
penyuluhan pertanian, ditambah dengan pemberian kredit kepada para
petani oleh pemerintah. Pola penyuluhan pertanian dalam Bimas tidak
ditujukan secara perseorangan tetapi dilakukan secara berkelompok
dalam suatu kelompok hamparan sawah. Dibentuk semacam kelompok
tani yang terdiri atas para petani dalam satu hamparan sawah. Dalam
kelompok tani itulah, pemberian informasi, penanaman cara bertani
modern, dan bantuan bersubsidi diberikan. Tahun 1969, Program Bimas
ini kemudian dikembangkan menjadi Inmas (Intensifikasi Massal),
dengan format dan tujuan yang serupa dengan Bimas.
Inmas ini kemudian ditransformasikan menjadi program
modernisasi pertanian berskala nasional, dengan cakupan yang lebih
luas, target terukur, dan pentahapan yang lebih sistematis. Targetnya
ialah meningkatkan produktivitas lahan dan kuantitas hasil pertanian,
khususnya padi. Untuk itu, pemerintah memberikan subsidi untuk
menerapkan teknologi mekanik (misalnya traktor dan huller—penggiling
padi menjadi beras), bantuan urea dan pestisida bersubsidi (penerapan
teknologi kimia), dan bantuan padi bibit unggul bersubsidi (penerapan
bio-teknologi). Inmas menjadi jalur kelembagaan untuk menerapkan
493