Page 501 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 501

Setelah  di  Pertamina,  ia  kemudian  diangkat  menjadi  Menteri
                Riset  dan  Teknologi  pada  tahun  1978.  Habibie  pun  semakin  akrab
                dengan  Presiden  Soeharto.  Begitu  akrab  dan  besarnya  kepercayaan
                Presiden  Soeharto  kepada  Habibie,  tercermin  dari  ucapan  Soeharto
                sendiri.  ―Saudara  Habibie  boleh  berbuat  apa  saja  untuk  pembangunan
                                                                            59
                di sini. Cuma satu yang tidak boleh yaitu melakukan revolusi‖. Dengan
                kepercayaan  yang  begitu  besar  dari  Kepala  Negara  sehingga
                membuatnya  mudah  mendapatkan  dukungan.  Habibie  tampil  dengan
                kepeloporannya  dalam  bidang-bidang  industri  strategis.  Mulailah  ia
                mendirikan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sebagai
                basis organisasi induknya.
                        Dari  Gedung  BPPT  di  Jalan  Thamrin,  ia  mulai  merancang  dan
                mengelola  berbagai  industri  strategis,  di  bawah  koordinator  suatu
                lembaga  yang  bernama  BPIS  (Badan  Perencana  Industri  Strategis).
                Demikianlah,  BPIS  ini  kemudian  menjadi  induk  dan  payung  bagi
                berbagai  industri  strategis  lainnya,  seperti  IPTN  (Industri  Pesawat
                Terbang  Nurtanio)  di  Bandung,  PT  PAL  (Perusahaan  Armada  Laut)  di
                Surabaya,  Batan  (Badan  Tenaga  Atom  Nasional)  di  Serpong  (kini  Kota
                Pamulang Selatan), dan sebagainya. Berbagai industri strategis tersebut
                telah melahirkan karya nyata. IPTN berhasil membuat CN-235 (bekerja
                sama dengan Casa Spanyol). Perusahaan nasional berplat merah ini juga
                berhasil  membuat  pesawat  CN-250  pada  tahun  1995,  hasil  rekayasa
                insinyur Indonesia; dan pada tahun 2013, direncanakan akan membuat
                pesawat  terbang  bermesin  jet.  Begitu  pula  dengan  PT.  PAL,
                berkedudukan di Surabaya, juga berhasil membuat berbagai kapal laut.
                        Antara  teknokrat-ekonom  dan  teknokrat-teknolog  memiliki
                strategi  yang  berbeda  dalam  upaya  meningkatkan  pembangunan
                Indonesia.  Para  teknokrat-ekonom  menganggap  bahwa  pembangunan
                harus ditempuh dalam tahap-tahap tertentu yang membutuhkan waktu
                lama. Kelompok ini menekankan orientasi pada pasar bebas atas dasar
                keunggulan  komparatif  (comparative  advantage)  yang  berorientasi
                ekspor  (export  oriented  industrialization),  dan  menekankan  efisiensi
                serta  cenderung  anti  terhadap  praktik-praktik  proteksi.  Sementara  itu,
                kelompok  teknokrat-teknolog  lebih  mengajukan  alternatif  kepada
                strategi  yang  berorientasi  pada  teknologi  tinggi.  Prioritas  tekanannya
                adalah  proyek-proyek  besar  yang  padat  modal,  seperti  terlihat  pada
                industri-industri strategis di bawah BPIS. Tujuan utama industri strategis





                                                                                 489
   496   497   498   499   500   501   502   503   504   505   506