Page 500 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 500
Pengayaan Materi Sejarah
mengilustrasikan penghasilan ―berlebih‖ ekspor minyak Indonesia
karena Negara-negara Arab mengembargo (menghentikan pengiriman)
minyak ke Negara-negara Barat yang telah membantu Israel. Salah satu
dampaknya dalam pengelolaan negara di era Orde Baru itu ialah
dirancangnya alih teknologi tinggi, khususnya pembuatan industri
pesawat terbang.
Awal tahun 1970-an, Presiden Soeharto memanggil pulang
seorang ahli aeronetika lulusan Universitas Achen, salah satu universitas
terkemuka di Jerman. Ia telah lama menetap di Jerman. Orang itu
bernama Habibie. Di Jerman, Habibie pernah menjabat sebagai wakil
presiden perusahaan penerbangan komersial ternama. Menurut
58
memoar yang ditulis Habibie sendiri, ia dipanggil menghadap Presiden
Soeharto di rumah Sang Presiden di Cendana. Dalam pembicaraan yang
amat personal dan santai di tengah malam itu, Presiden Soeharto
meminta Habibie menyiapkan segala sesuatunya (rancangan alih
teknologi tinggi dan penyiapan daya manusia) untuk membangun
industri dirgantara nasional.
Di tahun 1974, ia kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai
staf pada Divisi Pengembangan Teknologi Tinggi Pertamina. Sejak masa
sekolahnya di Jerman, Habibie memang selalu mengimpikan bahwa
pembangunan Indonesia selayaknya berlandasan pada pengembangan
teknologi tinggi. Ia membicarakan keinginannya itu dengan teman-
temannya. Tidak mengherankan ketika Habibie memiliki jabatan
strategis dalam pengembangan teknologi tinggi, teman-temannya
tersebut diajak serta. Terbentuklah semacam kelompok teknolog yang
berbasis di Pertamina.
Posisinya yang strategis di Pertamina ini membuat Habibie
memperoleh dua hal. Pertama, Pertamina yang memiliki dana ―berlebih‖
akibat boom minyak tersebut, mampu membiayai eksperimen teknologi
tingginya yang memang membutuhkan biaya yang besar. Kedua, dan
ini yang paling penting, Pertamina telah mimberikan jalan pintas untuk
dekat dengan Sekretariat Negara, dan akhirnya kepada Presiden
Soeharto. Perlu diketahui sejak boom minyak, Pertamina kian berperan
sebagai sumber dana untuk proyek-proyek politik Angkatan Darat.
Akhirnya, hubungan antara Habibie dan pimpinan Angkatan Darat
(termasuk Presiden Soeharto) semakin akrab.
488