Page 60 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 60
Pengayaan Materi Sejarah
“League against Imperialism, against Colonial Opression, and For
National Independence”. Hadir dalam kongres Liga tersebut para
pemuda Asia lainnya seperti Nehru dari India, Hafiz Rahman Bey dari
Mesir. Mereka semua menggelorakan satu jiwa dan mendengungkan
satu suara‟, yaitu jiwa dan suara rakyat yang dijajah .
Cita –cita solidaritas Asia –Afrika yang telah ditaburkan oleh para
pemuda-pemuda Asia –Afrika pada tahun-tahun 1926-1927, kembali
menggema setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pasca PD II, banyak
negara-negara di Asia-Afrika memperoleh kemerdekaannya, baik melalui
proses dekolonisasi yang mulus seperti India , Pakitan, Burma, Filifina
namun ada beberapa yang memperolehnya melalui perjuangan revolusi
fisik seperti Indonesia-dan Vietnam. Pada saat Indonesia berjuang
untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional atas
kemerdekaanya, bangsa-bangsa Asia yang dipelopori oleh India
memberikan dukungan pada perjuangan Indonesia. Dukungan kuat
terhadap Indonesia dinyatakan dalam Konferensi Inter Asia (Inter Asia
Relations) di New Delhi pada tahun 1947.
Secara historis konferensi ini merupakan suatu peristiwa penting
yang cukup besar karena merupakan suatu tanda berakhirnya era isolasi
bangsa–bangsa Asia. Terutama Indonesia karena untuk pertama kalinya
selama hampir 300 tahun berada di bawah kekuasaan kolonialisme
Belanda, mereka pergi keluar negeri sebagai suatu delegasi negara
merdeka dan mewakili bangsanya untuk duduk sederajat bersama
wakil-wakil dari seluruh Asia.
Dalam pidato pembukaannya pada konferensi ini Nehru
mengemukakan betapa pentingnya peran Asia dalam masalah
internasional dan menganjurkan persatuan di antara bangsa–bangsa
Asia untuk menjamin perdamaian dunia dan perjuangannya masing–
masing. Selanjutnya Nehru juga menguraikan betapa eratnya hubungan
bangsa–bangsa Asia di masa lalu, dalam soal kebudayaan dan
perekonomian, perhubungan itu seolah–olah terputus disebabkan oleh
imperialisme barat, Nehru berharap bangsa Asia sejak saat itu mulai
mengeratkan kembali hubungan mereka dan bangsa–bangsa Asia harus
dapat berdiri tegak dengan kekuatan sendiri, selain itu juga harus dapat
bekerja sama dengan siapapun yang cinta damai, akan tetapi bangsa
Asia jangan sampai dijadikan kekuatan yang dapat dipengaruhi oleh
pihak–pihak lain.
48