Page 64 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 64

Pengayaan Materi Sejarah


                 diawasi oleh PM Ali Sastroamidjojo, Menlu Sunario bersama para staf
                 Deplu  pada  Mei  1954  mulai  merintis  penjajagan  dan  persiapan
                 Konferensi  Asia  Afrika  tersebut.  Pihak  Deplu  di  bawah  kordinasi
                 Sukardjo Wirjopranoto, Kepala Direktorat Asia dan Timur Tengah mulai
                 melakukan penjajagan dengan semua negara-negara Asia Afrika.
                        Dalam  rangka  menunaikan  tugas  itu  Pemerintah  Indonesia
                 melakukan  pendekatan  melalui  saluran  diplomatik  kepada  18  negara
                 Asia  Afrika.  Tujuannya  adalah  untuk  mengetahui  sejauh  mana
                 pendapat  negara-negara  tersebut  terhadap  ide  mengadakan
                 Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelasakan bahwa
                 tujuan  utama  konferensi  tersebut  ialah  untuk  membicarakan
                 kepentingan  bersama  bangsa-bangsa  Asia  Afrika  pada  saat  itu,
                 mendorong  terciptanya  perdamaian  dunia,  dan  mempromosikan
                 Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-
                 negara yang dihubungi menyambut baik ide tersebut dan menyetujui
                 Indonesia  sebagai  tuan  rumahnya,  walaupun  dalam  hal  waktu  dan
                 peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.
                        Dari semua negara Asia-Afrika yang berusaha dijajaki, menurut
                 Indonesia  waktu  itu,  yang  terpenting  adalah  sikap    India.India    pada
                 saat  itu  memiliki  pengaruh  dan  wibawa  yang  besar  di  Asia  dan
                 Afrika.India , sejak dari Kolombo memang bersikap ragu-ragu terhadap
                 niat  Indonesia,  karena  itu  keragu-raguan  Nehru  akan  menyulitkan
                 Indonesia. Untuk itulah maka PM Ali Sastroamidjojo pada akhir bulan
                 September 1954 memerlukan berkunjung ke New Delhi.
                        Usaha  Ali  Sastroamidjojo  mendekati  PM  Nehru  akhirnya
                 membuahkan  hasil  dengan  dikeluarkannya  Joint  Statement  pada
                 tanggal 25 September 1954 di New Delhi, yang antara lain berbunyi:“
                 Kedua  Perdana  Menteri  membicarakan  juga  usul  untuk  mengadakan
                 Konferensi  Asia  Afrika,  dan  mereka  berdua  sependapat  bahwa
                 Konferensi demikian sangat perlu, dan akan sangat membantu usaha
                 memperkokoh perdamaian dunia. Seyogyanya Konferensi itu diadakan
                 selekas  mungkin”.Ditambahkan  pula  dalam  joint  statement  tersebut,
                 dinyatakan  pula  bahwa  perlu  sekali  para  Panca  Perdana  Menteri
                 Konferensi  Kolombo  bertemu  sekali  lagi.Tempatnya  seyogyanya  di
                 Jakarta.Pernyataan bersama yang senada dikeluarkan juga antara PM
                 Indonesia dan PM Burma U Nu di Rangoon pada 28 September 1954.






                52
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69