Page 103 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 103

DINAMIKA DALAM KEBERAGAMAN:
                        JEPANG, ETNIK TIONGHOA DAN PRIBUMI  (1942-1945)

            mengesankan, sehingga komunitas Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia pun
                                              11
            ingin memiliki sekolah ala THHK Batavia.  Kesuksesan THHK ini mengilhami kaum
            intelektual  dari  golongan  Bumiputera.  Abdul  Rivai,  dokter  dan  wartawan
            terkemuka  di  awal  abad  XX,  memberikan  perhatian  yang  sangat  besar  pada
            gerakan  “kemajuan”  di  kalangan  Tionghoa.  Melalui  Bintang  Hindia,  majalah
            bergambar pertama di Indonesia yang disponsori pemerintah kolonial serta sangat
            berpengaruh,  Rivai  berulang  kali  memuji  persatuan  golongan  Tionghoa  di  dalam
            mengejar “kemajuan” untuk bisa menyamai orang Eropa.
                                                           12
                  Kelahiran organisasi modern Bumiputera yang pertama, Boedi Oetomo (BO)
            di  tahun  1908  juga  terkait  erat  dengan  THHK.  Dokumen  sejarah  sezaman  pun
                                                    13
            menunjukkan  bahwa  pengaruh  THHK  sudah  meluas  di  kalangan  Bumiputera,
            bahkan  sebelum  lahirnya  BO.  Dewasa  ini  bermunculan  bukti  bahwa  imbas
            kemajuan di kalangan THHK juga berdampak pada komunitas Arab asal Hadramaut.
            Peneliti asal Australia, Natalie Mobini-Kesheh dengan jelas dan tegas menyebutkan
            bukti-bukti pengaruh THHK pada kemajuan komunitas Arab. Ini nampak dari kasus
            Jamiat  Khair,  perkumpulan  modern  pertama  dari  komunitas  Hadrami  yang
            didirikan di Batavia tahun 1905:

                    "…Pendiri   Jamiat   Khair   mengetahui   THHK   dan   kemungkinan
                    menggunakannya sebagai model. Pertama, hal ini terlihat jelas dalam pers
                    Arab  di  tahun  1920-an  bahwa  orang-orang  Hadrami  dengan  cermat
                    menyadari  perkembangan  masyarakat  Cina  dan  seringkali  menggunakan
                    orang-orang  Cina  sebagai  tolok  ukur  bagi  tingkat  kemajuan  mereka…
                    Kedua,  mantan  guru  Jamiat  Khair,  Muhammad  al-Hashimi  yang  berasal
                    dari  Tunisia,  menegaskan  pentingnya  teladan  orang-orang  Cina  bagi
                    orang-orang  Hadrami  dalam  sebuah  wawancara  yang  diterbitkan  surat
                    kabar Mesir di tahun 1929. Ketiga, bahwa pada tahun 1914 ketika anggota
                    Jamiat Khair terpecah untuk membentuk organisasi rival Al-Irsyad, mereka
                                                                 14
                    mengambil dasar konstitusi organisasi baru dari THHK".

                    Persatuan  golongan  Tionghoa  yang  mampu  mengatasi  berbagai
            perbedaan  dan  mempromosikan  gerakan  “kemajuan”  melalui  THHK  rupanya
            dikagumi dan menjadi panutan berbagai kelompok etnik di Hindia Belanda di awal
            abad XX.
                    Kelahiran  THHK;  Jamiat  Khair  dan  Boedi  Oetomo,  yang  bercirikan
            eksklusivisme, menorehkan haluan etno nasionalisme dari berbagai kelompok etnik
            di  dekade  pertama  abad XX.  Kelahiran  Sarekat  Islam  (SI) di  tahun  1911  semakin



                                             94
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108