Page 107 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 107

DINAMIKA DALAM KEBERAGAMAN:
                        JEPANG, ETNIK TIONGHOA DAN PRIBUMI  (1942-1945)

            Belanda-Jepang  di  tahun  1940,  delegasi  Jepang minta  kepada Pemerintah  Hindia
            Belanda  supaya  melakukan  kontrol  yang  lebih  ketat  mengenai  peliputan  atas
                            30
            perang di Tiongkok.
                    Menyusul  berbagai  seruan  di  suratkabar  akan  perlunya  pengiriman
            bantuan  dana  ke Tiongkok, maka  di  bulan  Agustus  1937  didirikan Tjin Tjai  Hwee
            (Fonds  Amal  Tiongkok)  Batavia  dibawah  pimpinan  Tjung  See  Gan  (1885-1965),
            seorang  pengusaha  besar  dan  tokoh  penting  Partai  Nasionalis  Tiongkok
            (Kuomintang).  Inisiatif  Batavia  ini  segera  diikuti  oleh  daerah-daerah  lain  dan
                        31
            bermunculanlah beragam Tjin Tjai Hwee lokal dengan berbagai variasinya  Fonds
                                                                          32
            Amal Tiongkok ini merupakan bagian dari Badan Amal Tiongkok se-Asia Tenggara
            yang  diketuai  oleh Tan  Kah  Kee  dari  Singapura.  Adapun  total  jumlah  uang  yang
                                                    33
            dikumpulkan Tjin Tjai Hwee dari berbagai daerah selama periode 1937-1941 dapat
            dilihat pada tabel 1.

                    Jumlah Uang yang dikumpulkan oleh Tjin Tjai Hwee (1937-1941)
                                        (dalam Gulden)

                   Kota             Total            Kota            Total
                  Batavia         4,512,446         Cirebon         353,365
                 Surabaya         1,763,562        Surakarta        219,510
                Palembang         1,043,788        Lampung          211,502
                 Bandung          1,014,111        Yogyakarta       148,000

                   Sumber: Mingguan Sin Po, 14 Feb. 1942 (Sinthjia Nummer), tanpa nomor halaman.

                    Pengumpulan dana bagi Tiongkok melibatkan banyak pihak dan dilakukan
            dengan berbagai cara, yang kadang amat kreatif. Anak-anak sekolah di Yogyakarta,
            mulai  dari  tingkat  Sekolah  Dasar  (khususnya  sekolah  Tionghoa)  hingga  Sekolah
            Lanjutan  Atas  banyak  terlibat  dalam  upaya  mencari  dana.  Tidak  jarang  mereka
            bergerak hingga ke luar kota (misalnya Klaten) dengan naik sepeda.  Menariknya,
                                                                    34
            tidak hanya anak-anak dari sekolah Tionghoa, tetapi juga mereka yang belajar di
            sekolah Belanda, ikut berperan aktif. Uang sumbangan diteruskan ke Palang Merah
            Tiongkok  yang  diketuai  Ny.  Sun  Yat  Sen  (Soong  Chingling).  Bagi  mereka  yang
            bersungguh-sungguh, akan mendapat surat penghargaan yang ditandatangani oleh
            Madame  Sun,  yang  tentunya  akan  merupakan  kebanggaan  bagi  yang  bisa
            memperolehnya
                          35




                                             98
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112