Page 144 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 144

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



                                    ISLAM DAN DAI NIPPON:
               RESPON INTELEKTUAL MUSLIM ATAS PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
                                         (1942-1945)

                                       Jajat Burhanudin


            “Dengan  jalan  menciptakan  Islam  yang  bersifat  Asia  sejati,  tercapailah  pula
                                                          1
            persaudaraan Nippon dan Indonesia yang lebih dalam” . Inilah ungkapan seorang
            tokoh  Muslim  terkemuka     yang  juga  seorang tokoh    pimpinan  Muhammadiyah,
            Kiyai  Haji  Mas  Mansyur  (1896-1946),  seperti  dikutip  Kanzo  Tsoetsoemi  dalam
            tulisannya  di  majalah  yang  dirancang  sebagai  media  propaganda  Jepang.
            Sebagaimana  akan  dijelaskan  dalam  artikel  ini,  sejumlah  tokoh  Muslim  di  era
            pendudukan  Jepang  (1942-1945)  terlibat  dalam  upaya  perumusan  argumen
            intelektual  untuk  keputusannya  menerima  dan  bekerjasama  dengan  pemerintah
            kolonial baru di bumi Indonesia. Kutipan di atas adalah salah contoh penting dari
            suatu proses bagaimana suatu pemikiran mengemuka untuk menjawab kenyataan
            sosiologis-politik yang tengah dihadapi.
                    Masa  pendudukan  Jepang  dalam  sejarah Indonesia  tidak hanya  ditandai
            oleh  kebijakan  pemerintah  Dai  Nippon  untuk  menguasai  denyut  nadi  kehidupan
            keagamaan  Muslim,  sebagaimana  bisa  dilihat  misalnya  pada  karya  klasik Harry  J.
                        2
            Benda  (1985)  dan  van  Nieuwenhuijze  (1958:  109-60),  serta  kajian  komprehensif
            lebih  belakangan  oleh  Aiko  Kurasawa  (1988) —untuk  hanya  mencatat  tiga  dari
                                                   3
            beberapa  kajian  tentang  Islam  masa  pendudukan  Jepang,  yang  memang  relatif
            sedikit dibanding kajian Islam masa kolonial Belanda.  Namun, ini yang menjadi inti
                                                        4
            argumen artikel era ini juga diwarnai oleh kegairahan baru secara intelektual untuk
            menemukan  persamaan  atau  titik  temu  antara  Islam  dan  Jepang.  Banyak  karya
            lahir  pada  masa  tersebut,  terutama  melalui  media  massa,  yang  sengaja
            diketengahkan sebagai bentuk jawaban dan juga sekaligus pola keterlibatan tokoh
            intelektual Muslim dalam suasana baru yang tercipta menyusul kehadiran Jepang.
                    Dalam kaitan ini, pemerintah militer Jepang dipercaya memberi harapan
            baru  bagi  khususnya Muslim Indonesia,  bukan  tak mungkin    mereka  akan  diberi
            kesempatan  untuk  terlibat  dalam  urusan-urusan politik dan  kenegaraan;  sesuatu
            yang  sulit  diperoleh  pada  masa  kolonial  Belanda  sebelumnya.  Suasana  inilah
            mendorong mereka yang terlibat dalam pergerakan, baik di bidang politik maupun
            keagamaan,  untuk  merumuskan  pemikiran  di  sekitar  isu  tentang  Islam  dan  Dai
            Nippon.  Soeara MIAI, terbitan MIAI (Majlis Islam ‘Ala Indonesia), Soeara Moeslimin


                                                135
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149