Page 109 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 109
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berdasarkan Atlantic Charter, San Fransisco, berkenaan dengan
maklumat Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
telah merdeka. Kibarkanlah di seluruh Sumatera di hari Raya
Mulia ini Merah Putih saja. Lambang agama dan raja-raja
Sumatera dibolehkan. Keamanan sempurnakan.
Selamat Hari Raya. Selamat Merdeka.
55
Adinegero, 5-9-’45.
Konflik antar-―kaum tua‖, khususnya ―perlawanan‖ terhadap
kubu pemerintahan Propinsi Sumatera (T.M. Hasan dan Moh. Amir)
tidak hanya didasarkan oleh ketidakpuasan terhadap penunjukan T.M.
Hassan dan Moh. Amir sebagai utusan Sumatera ke sidang PPKI, serta
penunjukkannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur semata, tetapi
juga didasarkan oleh pandangan yang melihat ―nir-prestasinya‖ T.M.
Hasaan dan Moh. Amir, serta pandangan yang melihat daerah utara
(Sumatera Timur) nyaris tidak menunjukan kontribusi yang besar dalam
perjuangan kemerdekaan sebelumnya. Perlawanan dengan dasar
pandangan seperti ini dikemukakan oleh dr. A.K. Gani dari Palembang.
Perlawanan A.K Gani terhadap T.M. Hassan dan Moh. Amir
dilakukan dengan terang-terangan. Dia misalnya mengangkat sejumlah
pemimpin PNI di Sumatera (tanpa berkonsultasi dengan gubernur).
Perlawanan lain A.K. Gani terlihat dari tindakannya yang mengirim
utusan pribadi menghadap Presiden Sukarno guna mengajukan protes,
bahwa ―…..sejak awal revolusi tidak ada satupun laporan yang
terdengar mengenai perebutan kekuasaan di utara….‖. Protes tersebut
mengisyaratkan ketidaksetujuan A.K. Gani terhadap pemilihan ―orang
utara‖ sebagai pemimpin tertinggi di pemerintahan Sumatera, serta
pemilihan daerah (kota) di utara sebagai ibu kota atau pusat
56
pemerintahan Sumatera.
Dilihat dari perspektif waktu, konflik antar-―kaum tua‖ ini terjadi
beberapa waktu setelah pernyataan kemerdekaan RI. ―Perlawanan‖ dari
kubu penentang Gubernur dan Wakil Gubernur terjadi pada saat belum
dikukuhkannya T.M. Hassan dan Moh. Amir sebagai pemimpin
Sumatera secara resmi. Keadaan mulai berubah setelah Presiden RI
mengirim kawat Surat Keputusan (Besluit) pengangkatan T.M. Hassan
dan Moh. Amir sebagai Gubenur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
97