Page 246 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 246

DEBAT MENGEMUKA
                               PADA PERUBAHAN KETIGA



                  menjamin adanya rujukan pada  ideologi bangsa
                  Indonesia yaitu Pancasila atau sila Kerakyatan.
                        Pak  Frans  Matrutty  mengingatkan,  bahwa
                  dikotomi kapitalisme versus kapitalisme tidak tepat
                  lagi. Pandangan ini didukung pula oleh Pak Sutjipno
                  yang tidak setuju sistem ekonomi kerakyatan
                  dikritik secara momental, yaitu saat sekarang, tetapi
                  harus dengan pandangan visioner yaitu pandangan
                  jauh kedepan.
                        Pak   Amidhan     menggunakan     istilah
                  pragmatisme yang dibedakan dari idealisme, Undang
                  Undang Dasar harus mengandung idealisme yaitu
                  cita-cita visioner, sedangkan pragmatisme dibuat
                  dalam GBHN, Undang-undang dan Peraturan
                  Pemerintah.
                        Bapak   Katin  Subyantoro   dan   Bapak
                  Slamet Efendi Yusuf secara khusus menanggapi
                  kekhawatiran tidak tepatnya Badan Pekerja MPR
                  sekarang membahas amandemen Undang Undang
                  Dasar seperti mendesain kapal, padahal “Kapal itu
                  jelas sudah akan tenggelam dan penumpangnya
                  sedang berebut sekoci untuk menyelamatkan diri”.
                        Bapak Katin tidak percaya kapal ekonomi
                  Indonesia akan tenggelam. Indonesia masih
                  akan eksis di masa depan yang jauh. Kami sendiri
                  cenderung  optimis  dan  berpendapat  ekonomi
                  Indonesia  masih memiliki daya tahan tinggi,
                  terutama ekonomi rakyatnya. Ekonomi rakyat
                  Indonesia tidak sedang menghadapi bahaya karam.
                  Memang  gambaran  indikator  ekonomi  makro




                                       185
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251