Page 386 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 386

PERUBAHAN TAHAP KEEMPAT
                                PASAL 33 DIPUTUSKAN



                        Ayat    (4),   Perekonomian     Nasional
                  diselenggarakan   berdasar   atas   demokrasi
                  ekonomi  dengan  prinsip  keadilan,  kebersamaan,
                  efisiensi,  berkelanjutan,  berwawasan  lingkungan,
                  kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan,
                  kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.
                        Ayat (5), Ketentuan lebih lanjut mengenai
                  pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-
                  undang. 131


            Mengerucutkan dan Merumuskan Kompromi
                  Rapat PAH-I BP MPR ke-30, 19 Juni 2002  pembahasan
                                                       132
            dan sinkronisasi Pasal 33 dilanjutkan. Dalam rapat tersebut PAH-I
            sekali lagi untuk mengerucutkan hasil pembahasan pada rapat
            pembahasan sebelumnya, sekaligus sebagai jalan memantapkan
            kompromi.  Sebagaimana tersurat dalam penegasan  Jakob
                      133
                   134
            Tobing,  disusul kemudian tanggapan para anggota: M. Sjaiful
            131  Op cit.., hlm. 9.
            132  Rabu, 19 Juni 2002, Pukul 10.00-12.30 WIB, Ruang GBHN Nusantara V. Pimpinan PAH-I: Jakob
               Tobing, Harun Kamil, Slamet Effendy Yusuf, Ali Masykur Musa. Ketua Rapat: Jakob Tobing,
               Sekretaris Rapat: Sri Sumarwati Isfandiari. Acara: Pembahasan dan sinkronisasi rancangan
               perubahan UUD 1945. Hadir 34 Orang, tidak hadir 14 Orang. Notulen mulai ibid.., hlm. 269.
            133  Redaksi menggunakan redaksi dalam Sekjend dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi..,
               Buku VII, op cit.., hlm. 682.
            134  Ketua Rapat: Jakob Tobing
            Sampai dengan kemarin kita sudah membicarakan Bab XIV. Dan, hari ini direncanakan untuk Bab
               XIV dan Bab XVI. Dari hasil yang terakhir, perumusan barangkali bisa ditayangkan mengenai
               kesejahteraan sosial. Seperti kita ketahui bahwa pada waktu sosialisasi dan penyerapan
               aspirasi, banyak masukan dari masyarakat termasuk masyarakat, di lingkungan perguruan
               tinggi yang menghendaki agar ayat (1) dan ayat (2) khususnya, kemudian juga ayat (3) dari
               naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 dapat dipertahankan, karena itu merupakan sebuah
               pernyataan atau komitmen bangsa ini terhadap ekonomi kerakyatan.
            Dan, kemudian fraksi-fraksi melakukan pembicaraan-pembicaraan dan kemudian pada akhirnya
               memang pada waktu pembicaraan rumusan di Jakarta, maka lampiran Tap XI itu diolah
               kembali dan hasilnya adalah ayat (1) dan ayat (2) itu tetap. Ayat (3) berubah sedikit dengan
               penambahan kata angkasa dan ditambahkan dua ayat baru ayat (4) dan ayat (5).
            Ayat (4) ini adalah merupakan berbagai prinsip untuk operasionalisasi daripada sikap dasar
               mengenai kesejahteraan sosial. Sedangkan ayat (5) menyatakan bahwa segala sesuatunya
               itu harus diatur pelaksanaannya itu dengan undang-undang. Materi ini kemudian dibawa


                                       325
   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391