Page 387 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 387

Susanto Polamolo
            Elnino M. Husein Mohi
            PERDEBATAN PASAL 33
            DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945

            Rachman (F-PPP),  Erman Suparno (F-KB),   Ahmad  Hafiz
                             135
                                                      136
            Zawawi (F-PPP),  Soewarno (F-PDIP),  Hatta Mustafa (F-UD),
                                              138
                          137
                                                                   139
               juga ke dalam uji sahih. Uji sahih dan kemudian ada juga pembicaraan bahwa di dalam uji
               sahih itu mengenai ayat (1), (2) kelihatannya tidak ada tanggapan lagi. Tapi, terhadap ayat (3)
               ada tanggapan agar supaya ayat (3) ini lebih disempurnakan oleh karena dia adalah lebih
               bersifat operasional ketimbang bersifat ultimate goal. Sedangkan yang mengenai ayat (4),
               yang berkembang adalah…apa enggak bisa lebih disederhanakan? Nah, itulah rekaman yang
               terakhir dari pembicaraan mengenai Bab XIV ini.
            Khusus mengenai ayat (3) itu kemudian salah seorang mantan tim ahli kita, Pak Hasyim Djalal
               kemudian juga mengajukan sebuah pendapat yang disertai dengan rumusan yang kemudian
               juga dibicarakan di dalam waktu pra-review, beberapa waktu yang lalu. Sehubungan dengan
               itu pada hari ini mungkin kita bisa melihat kembali, apakah ada yang bisa diserap? Karena
               pada dasarnya untuk bab ini tidak ada alternatif. Jadi, kalaupun membicarakan adalah untuk
               menyerap berbagai saran-saran itu dalam rangka penyempurnaan. Mungkin arahnya begitu.
            Memang pada waktu itu sebetulnya, ada pembicaraan untuk kembali saja pada naskah asli karena
               tidak ada, karena semangatnya adalah kembali kepada naskah asli, begitu. Tapi, tidak sempat
               dibicarakan secara sampai tuntas. Mungkin itu satu topik, tapi kemudian topik lain adalah
               apakah kita memang berdasarkan penyerapan aspirasi dan uji sahih itu kita, memang akan
               menyempurnakan ini, begitu…
            135  …Fraksi kami masih berpandangan bahwa judul itu sebaiknya disempurnakan menjadi
               “Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial”. Karena memang isi dari Pasal ini, ayat-ayat
               yang menjelaskan itu tidak hanya bicara tentang kesejahteraan sosial, tapi bicara tentang
               perekonomian nasional. Jadi, agak aneh menurut pandangan fraksi kami, kalau judulnya
               hanya kesejahteraan sosial. Ini yang mungkin perlu dipertimbangkan kembali.
            136  …Bagi fraksi kami sependapat bahwa judul ini tetap “Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan
               Sosial,” karena dengan pertimbangan bahwa memang bab ini, itu the goal-nya adalah
               kesejahteraan sosial, tapi ketika kita tanyakan masalah core-nya, itu adalah perekonomian,
               sistem perekonomian. Jadi, saya pikir memang lebih sempurna kalau judul bab ini adalah
               perekonomian dan kesejahteraan sosial.
            137  Kami sependapat dengan dua fraksi yang terdahulu. Walaupun memang tujuan utamanya
               adalah mensejahterakan masyarakat, mensejahterakan rakyat Indonesia, tetapi hal itu harus
               dicapai dengan satu sistem perekonomian. Oleh karena itu, kami mendukung supaya Bab XIV
               ini disempurnakan judulnya menjadi “Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial”.
            138  …Waktu yang lalu kita juga memang sudah berdebat panjang tentang judul ini. Semula mengapa
               kita setuju pada rumusan asli kesejahteraan sosial? Karena, ini adalah sebagai rumusan yang
               terkandung di dalam Pembukaan itu sendiri, yaitu kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
               Indonesia.
            Tapi, memang di situ terkandung pengertian juga bahwa di dalam rumusan kesejahteraan sosial itu
               memang juga masalah perekonomian ada di dalamnya. Karena itu, kami bukannya tidak setuju
               dengan adanya perekonomian nasional di dalam kandungan bab ini, tetapi pengertiannya
               adalah dengan rumusan kesejahteraan sosial, di dalamnya terkandung perekonomian nasional.
               Sehingga bagi kami sebenarnya tidak ada masalah.
            139  Tadi kami sampaikan masih ada alternatif di bidang judul daripada Bab XIV ini.
            Saudara Ketua dan Bapak/Ibu sekalian.
            Memang perekonomian nasional itu untuk mencapai kesejahteraan sosial, itu jelas. Jadi, termasuk
               sudah, kesejahteraan sosial itu merupakan salah satu bagian yang ingin dicapai bukan hanya
               perekonomian nasional. Mungkin kondisi politik, kondisi sosial dan sebagainya, sehingga
               tercapailah kesejahteraan sosial itu.


                                       326
   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392