Page 38 - BUKU LAPORAN KINERJA DPR RI TS 2022-2023
P. 38

RUU P2SK  yang sangat dinantikan oleh publik, khususnya pelaku ekonomi,
                  didedikasikan  untuk  mendukung  dan  mewujudkan upaya  pengembangan dan
                  penguatan sektor keuangan di Indonesia yang sejalan dengan perkembangan industri
                  jasa keuangan  yang makin kompleks dan beragam serta perekonomian nasional
                  dan internasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi. RUU ini didesain
                  dengan konsep  Omnibus Law antara lain mencabut keseluruhan Undang-Undang
                  Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, mencabut sebagian Undang-Undang
                  Nomor 37  Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
                  Utang,  serta mengubah 16 undang-undang lainnya di sektor keuangan.

                  RUU ini bertujuan untuk mereformasi sektor keuangan dengan mengatur beberapa
                  aspek diantaranya mengenai (a) penguatan kelembagaan dalam rangka menjaga
                  stabilitas sistem keuangan; (b) pengembangan dan penguatan industri/sektor
                  keuangan; (c) meningkatkan literasi keuangan, inklusi keuangan dan pelindungan
                  konsumen di sektor keuangan, dan (d) mengatur tentang akses pembiayaan, UMKM,
                  dan reformasi penegakan hukum sektor keuangan. Selain itu, RUU ini juga mencakup
                  peningkatan peran sektor keuangan dalam mendukung kegiatan berkelanjutan dan
                  upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor keuangan.

                  Proses pembahasan RUU P2SK melibatkan berbagai kegiatan, di antaranya, adanya
                  RDPU dengan Perwakilan Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam pada tanggal 30 November
                  2022, untuk mengumpulkan masukan dari publik terkait pengaturan koperasi simpan
                  pinjam dalam RUU P2SK. Selain itu, juga dilakukan Rapat Kerja Pansus RUU P2SK
                  dengan sejumlah pihak terkait, seperti Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
                  Keuangan, Dirjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan, Plt Dirjen
                  Peraturan Perundang-undangan Kemenkum dan HAM, Deputi bidang Perkoperasian
                  Kementerian Koperasi dan UKM, yang dilakukan pada bulan November–Desember
                  2022 dalam rangka pembahasan RUU P2SK.


                  g. RUU TENTANG LANDAS KONTINEN

                  Indonesia memiliki hak berdaulat atas  wilayah  yurisdiksi landas kontinen,  yang
                  mencakup wilayah kekayaan alam dan potensi sumber daya laut di wilayah tersebut,
                  termasuk di dalam lapisan tanah di bawahnya. RUU tentang Landas Kontinen bertujuan
                  untuk mengatur dan mengakomodasi perkembangan pengaturan mengenai landas
                  kontinen di Indonesia, yang selama ini diatur dalam Undang–Undang Nomor 1 Tahun
                  1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1973 masih
                  mengacu  pada  Konvensi  Jenewa  Tahun  1958.  Indonesia  telah  meratifikasi  United
                  Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 sejak tahun 1985 sehingga
                  pengaturan mengenai landasan kontinen, khususnya terkait batas  wilayah landas
                  kontinen, dalam Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1973 perlu diubah.


              36    Kinerja Legislasi
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43