Page 157 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 157

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  dibentuk oleh pasangan calon peserta pilkada dan pilpres.
                                                  Permasalahan akan terjadi bila dalam tim sukses tersebut terdapat
                                                  masyarakat yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal
                                                  itu karena menurut UU No. 43 Tahun 1999 dan PP No. 37 Tahun
                                                  2004, PNS harus bersikap netral dari semua pengaruh golongan dan
                                                  partai politik, serta tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan
                                                  pelayanan kepada masyarakat. PNS dikhawatirkan tidak akan bisa
                                                  menjaga ketidakberpihakannya dalam memberi pelayanan publik
                                                  apabila menjadi bagian dari tim sukses pasangan calon tertentu.
                                                       Isu terakhir adalah berbagai hal terkait dengan money politics.
                                                  Isu ini beredar di masyarakat luas namun sukar untuk dibuktikan.
                                                  Dalam hal ini menurut Rozadi Abdullah yang dimaksud dengan money
                                                  politics adalah memberikan atau menjanjikan sesuatu, baik berupa uang
                                                  ataupun materi dalam bentuk lain, kepada seorang pemilih, agar yang
                                                  bersangkutan tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih untuk
                                                  memberikan hak suaranya kepada peserta pemilu tertentu. Tidak sama
                                                  dengan Pemilu 1999, pada pemilu 2004 seorang calon legislatif harus
                                                  turun langsung mendekati konstituen secara personal. Hal ini begitu
                                                  diupayakan guna menjaring suara agar kursi bisa diraih.
                                                       Selain itu dalam internal partai politik sendiri, money politics
                                                  juga bisa terjadi  seperti kasus dari daerah pemilihan Sumatera
                                                  Utara. Beberapa partai besar menerapkan biaya administrasi kepada
                 ...sejak awal harus              setiap calon legislatif yang besarannya bisa tidak sama, tergantung
             memiliki modal yang                  kepada asal daerah pemilihan calon tersebut. Pungutan administrasi

             cukup sehingga tidak                 tersebut dikabarkan akan menjadi semakin mahal bila calon legislatif
                 jarang mengambil                 menginginkan dipasang pada nomor yang paling memungkinkan
                                                  untuk menang. Kondisi ini dapat menuntun pemikiran bahwa bila
           risiko berhutang untuk                 ingin terpilih menjadi anggota parlemen, seorang calon legislatif sudah
                  “investasi politik”...          sejak awal harus memiliki modal yang cukup sehingga tidak jarang
                                                  mengambil risiko berhutang untuk “investasi politik” tersebut. Hal ini
                                                  yang kemudian memunculkan kekhawatiran seorang calon anggota
                                                  legislatif yang kelak terpilih karena memikirkan bagaimana cara
                                                  untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan .
                                                                                                  144
                                                       Kampanye pemilu dilaksanakan oleh pelaksana kampanye
                                                  dan  didukung  oleh  petugas  kampanye  serta  diikuti  oleh  peserta
                                                  kampanye. Pelaksana kampanye terdiri dari Pengurus Partai Politik,
                                                  calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
                                                  serta juru kampanye dan satuan tugas. Peserta kampanye adalah warga

                                                  144   Pipit Kartawidjaja. 2004. Catatan atas Pemilu Legislatif 2004. Jakarta: Inside. hlm., 40-41.




                                     dpr.go.id   152
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162