Page 37 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 37

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  2.3       Peristiwa Reformasi dalam Telaah
                                                            dan Analisa

                                                       Apabila ditilik lebih lanjut, peristiwa reformasi yang telah
                                                  terjadi tersebut membawa banyak interpretasi dari banyak ahli,
                                                  mereka sendiri menuturkan banyak sebab yang menjadikan
                                                  kekuasaan Presiden Soeharto yang begitu kuat pada akhirnya lengser.
                                                  Indonesianis Donald K Emmerson misalnya, mengeluarkan beberapa
                                                  pendapatnya terkait dengan hal tersebut, yang pertama, dari dalam
                                                  ke luar adalah pengunduran diri Presiden Soeharto merupakan
                                                  pelaksanaan yang dikeluarkan dari dalam dirinya sendiri, dalam artian
                                                  bahwa pengunduran dirinya tidak terkait dengan tindak pemaksaan
                                                  tertentu yang sifatnya fisik, namun lebih kepada keputusan beliau
                                                  terkait dengan keadaan dan kondisi yang sudah terjadi pada saat itu,
                                                  yang kedua, dari bawah, dimana apabila ditilik lebih lanjut persoalan-
                                                  persoalan yang ada berkaitan dengan persoalan hajat hidup yang
                                                  penting bagi masyarakat, seperti sembako (sembilan bahan pokok)
                                                  dan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada akhirnya menimbulkan gerakan
                                                  perlawanan dari kalangan masyarakat yang semakin keras dari bawah
                                                  atau grass root, yang ketiga, dari atas, Ia dijatuhkan dari pucuk pimpinan
                                                  rezim oleh pembelotan dan desakan-desakan dari rekannya sendiri
                                                  supaya lengser. Hal ini sendiri terlihat kala gedung Dewan Perwakilan
                                                  Rakyat (DPR) diduduki oleh mahasiswa pada saat itu, dimana Harmoko
                                                  dan beberapa anggota DPR lainnya kala itu mendesak Presiden
                                                  Soeharto guna mengambil keputusan pengunduran diri atas berbagai
                                                  tekanan yang ada pada saat itu. Di sisi lain, Presiden juga semakin tidak
                                                  berkutik ketika para menteri yang Ia gadang mau untuk berkiprah pada
                                                  kabinet yang dirinya susun ternyata lebih memilih untuk menaruh
                                                  jabatannya dan tidak bersedia duduk dikursi pemerintahan. Kesemua
                                                  hal ini pada akhirnya bermuara dengan pengunduran diri Presiden
                                                  Soeharto dari kursi kePresidenan.  Dan yang keempat, dari luar ke
                                                  dalam, Ia ditumbangkan oleh gelombang tekanan horizontal dari luar
                                                  Indonesia yang tidak dapat dilawan sejak awal kekuasaannya, seperti
                                                  pada konteks negara adidaya dan lain sebagainya, hal ini sendiri
                                                  mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terkait dengan jatuhnya
                                                  pemerintahan yang telah dipimpin oleh Presiden Soeharto tersebut. 43
                                                       Pendapat  ini  bisa saja  sembrono serta mempunyai banyak
                                                  kesalahan-kesalahan elementer dalam penjelasannya, seperti

                                                  43   Donald K. Emmerson (Ed.), Indonesia Beyond Soeharto : Negara, Ekonomi, Masyarakat Transisi,
                                                    Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001. Hal. 526.




                                     dpr.go.id   30
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42