Page 25 - MAJALAH 131
P. 25

“PEMERINTAH DIBERI KESEMPATAN LAGI UNTUK BERPIKIR APA SIH PENTINGNYA PMN.
              JANGAN SAMPAI DUGAANNYA PMN DIJADIKAN SAPI PERAHAN DAN JADI SUMBER KEGIATAN

               POLITIK YANG TIDAK PERLU. PMN HARUS DIBERIKAN SECARA TERBATAS SAJA, TAPI JELAS
               TUJUANNYA. KALAU INFRASTRUKTUR KASIH SAJA KE SATU BUMN INFRASTRUKTUR. PILIH
                         SALAH SATU, LALU DIBERIKAN KEKUATAN YANG LEBIH,” PAPAR JAZIL.



            malah membebani negara saja. “Kalau
            nanti disuntik tambah tidak sehat, itu
            bukan tujuan PMN. Tujuannya, BUMN
            yang disuntik makin kuat dan memberi-
            kan sumbangan. Jangan menyuntik yang
            sudah mau mati. Nanti obatnya hilang,
            BUMN-nya mati. Inilah yang mencip-
            takan keraguan,” kilah Jazil lagi.
               Ditambahkan Anggota Komisi V DPR
            itu, pemerintah harus lebih selektif
            dalam mengucurkan PMN 2016. Yang
            tentu  harus  dihindari,  PMN  jangan
            menjadi sumber pendanaan politik dan
            BUMN yang mendapat PMN tidak dija-
            dikan sapi perahan penguasa.
               “Pemerintah diberi kesempatan
            lagi untuk berpikir apa sih pentingnya
            PMN. Jangan sampai dugaannya PMN
            dijadikan sapi perahan dan jadi sumber
            kegiatan politik yang tidak perlu. PMN
            harus diberikan secara terbatas saja,   Wakil Ketua Komisi VI DPR Dodi Reza Alex Noerdin
            tapi jelas tujuannya. Kalau infrastruktur   bila usulan PMN yang telah dibahas se-  Ditambahkannya, Banggar meli-
            kasih saja ke satu BUMN infrastruktur.   cara maraton itu akhirnya ditunda oleh   hat masih ada alokasi PMN yang lebih
            Pilih salah satu, lalu diberikan kekuatan   Paripurna hingga RAPBN-P 2016. “Tetapi   priori tas dari yang sudah disetujui
            yang lebih,” papar Jazil.         patokan yang sudah diberikan Komisi   Komisi VI. Seperti disampaikan Jazilul
               Politisi dari dapil Jatim X itu,   VI harus dijalankan dan tidak ada lagi   Fawaid sebelumnya, PMN sebaiknya ti-
            menjelaskan, kelak realisasi pencairan   kriteria lain yang melenceng dari situ.   dak diberikan terlalu banyak ke sejum-
            PMN harus melalui pembahasan lagi di   BUMN yang akan menerima PMN harus-  lah BUMN. Cukup 5-7 BUMN saja, tapi
            Komisi XI DPR. Dari Komisi XI kemudian   lah BUMN yang mengedepankan infra-  de ngan alokasi PMN yang signifikan.
            dibicarakan di Banggar. Banggar sendiri,   struktur, ketahanan energi, keta hanan   “Tentu teman-teman di Banggar pu-
            sambung Jazil, tak lagi membahas detail   pangan, dan memperkuat UMKM,” ung-  nya pertimbangan lain. Kalaupun terjadi
            teknisnya.                        kap politisi Partai Golkar tersebut.  perdebatan lagi, saya kira wajar-wajar
               Sementara itu di tempat terpisah,   Ketika sudah disetujui Komisi VI, usu-  saja,” ujar Dodi lagi.
            Wakil Ketua Komisi VI DPR Dodi Reza   lan PMN tersebut mestinya melenggang   Komisi VI, sambung Dodi, tentu tak
            Alex Noerdin mengatakan, Komisi VI   mulus ke Banggar hingga Paripurna,   ingin PMN diberikan tanpa selektivitas
            sudah membahas usulan PMN dengan   lantaran komposisi fraksi di Komisi VI,   dan evaluasi yang ketat. BUMN yang
            sangat transparan. Beberapa catatan   Banggar, dan Paripurna sama. Adakah   terus merugi dan makan uang negara,
            penting  dari Komisi VI,  perlu dibentuk   persoalan dengan komunikasi politik se-  tak mungkin diberikan begitu saja. “Ka-
            tim pengawas tersendiri atas penggu-  lama ini? Menurut Dodi, tak ada persoa-  lau kita suntik terus, nanti jadi BUMN
            naan PMN. Asas transparansi harus di-  lan dengan komunikasi politik. Banggar,   yang malas. Kita juga tidak mau seperti
            junjung tinggi. Dan tak ketinggalan ada   kata Dodi, tak hanya mengurusi usulan   itu. Harus diteliti satu per satu,” tandas
            audit BPK yang harus diperhatikan se-  anggaran dari Komisi VI. Banyak usulan   politisi dari dapil Sumsel I tersebut. (MH)
            bagai rujukan evaluasi.           anggaran dari komisi lain yang juga per-  FOTO: NAEFUROJI, JAKA/PARLE/IW
               Komisi VI tak mempermasalahkan   lu pembahasan.



                                                                                          EDISI 131 TH. XLV, 2015  25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30