Page 30 - MAJALAH 131
P. 30
anggaran
Kinerja Pajak 2015
GAGAL CAPAI TARGET
Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian suatu
negara, termasuk Indonesia. Lebih dari 70 persen pendapatan
negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) tanah air bersumber dari penerimaan perpajakan.
ndang-undang APBN menye- si pendapatan, yakni pajak sebagai alat
butkan bahwa penerimaan pemerataan penghasilan. Pajak dipu-
perpajakan adalah semua ngut dari masyarakat yang mempunyai
Upenerimaan negara yang ter- penghasilan lebih dan digunakan untuk
diri atas Pendapatan Pajak Dalam Ne- membangun fasilitas umum yang dapat
geri dan Pendapatan Pajak Perdagangan dinikmati oleh seluruh lapisan masyara-
Internasional. Pajak memiliki empat kat.
fungsi penting dalam perekonomian, se- Selama periode 2010-2014, realisasi
hingga target dan realisasi penerimaan penerimaan perpajakan mengalami
pajak menjadi hal yang urgent untuk di- peningkatan yang sangat signifikan.
perhatikan. Pada tahun 2010, penerimaan pajak
Pertama, fungsi budgetair atau ang- sebesar Rp 723,3 triliun, dan merangkak
garan. Fungsi ini menyebutkan, pajak naik hingga sebesar Rp 1.146,8 triliun
merupakan sumber utama pendapa- pada tahun 2014, dengan pertumbuhan
tan negara dimana pajak berperan un- rata-rata sebesar 12,2 persen per tahun.
tuk membiayai belanja negara. Kedua, Sejalan dengan semakin meningkat-
yakni fungsi regulerend atau regulasi, nya realisasi penerimaan perpajakan,
yang dimaksudkan bahwa pajak dapat kontribusi penerimaan perpajakan ter-
dipergunakan sebagai alat dalam men- hadap pendapatan dalam negeri juga
capai tujuan melalui berbagai ketentuan meningkat, dari 72,9 persen pada tahun
perpajakan. Ketiga, fungsi stabilitas, di- 2010 menjadi 74,2 persen pada tahun
2 0 1 4 . P e r-
TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PERPAJAKAN t u m b u h a n
2010-2015 penerimaan yang berpengaruh kepada perekono-
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 p er paja k a n mian domestik. Selain itu, walaupun
Target (APBNP) 743,3 878,6 1.016,2 1.148,3 1.246,0 1.489,3 tertinggi ter- secara nominal penerimaan perpajakan
Realisasi (LKPP) 723,3 873,8 980,5 1.077,3 1.146,8 1.366,9 jadi di tahun naik setiap tahunnya namun jika diban-
2011 sebesar
dingkan terhadap target yang ditetap-
Realisasi (%) 97,3 99,5 96,5 93,8 92,0 91,8 20,8 persen, kan mengalami penurunan.
Ket: *) Perkiraan Realisasi tetapi setelah APBN-Perubahan 2015 menarget-
Sumber UU APBNP dan LKPP, berbagai tahun, diolah
itu pertum- kan penerimaan perpajakan sebesar Rp
buhan pener- 1.489,3 triliun. Namun, data menunjuk-
mana pajak sebagai penerimaan negara imaan perpajakan terus menurun dari kan realisasi pendapatan negara sebesar
dapat digunakan untuk menjalankan 12,2 persen pada tahun 2012 menjadi 6,5 63 persen atau Rp 1.109 triliun. Seda ng-
kebijakan-kebijakan pemerintah. Con- persen pada tahun 2014. kan realisasi belanja dari APBN-P 2015
tohnya adalah kebijakan stabilitas harga Semakin menurunnya pertumbuhan mencapai 71 persen atau Rp1.408 triliun
dengan tujuan untuk menekan inflasi penerimaan perpajakan disebabkan oleh sehingga ancaman defisit kian nyata
dengan cara mengatur peredaran uang semakin menurunnya penerimaan dari karena 2015 bakal berakhir kurang dari
di masyarakat lewat pemungutan dan pajak dalam negeri dan pajak perdaga- dua bulan lagi.
penggunaan pajak yang lebih efisien dan ngan internasional sebagai dampak dari Penerimaan perpajakan sendiri per
efektif. Keempat, adalah fungsi distribu- memburuknya perekonomian global 30 September 2015 baru mencapai Rp
30 EDISI 131 TH. XLV, 2015

