Page 14 - MAJALAH 100
P. 14

ini terkait ketidakmampuan pemerintah membenahi   sebagai penyangga pangan. Kita ketahui, bahwa
          rantai distribusi. Bahkan pembenahan infrastruktur   banyaknya usulan berbagai pihak untuk segera
          terpusat di beberapa wilayah saja. “Sentra        membentuk badan otoritas pangan nasional guna
          produksipun seharusnya tidak ditumpukkan pada     memenuhi optimalisasi kebutuhan pangan dalam
          daerah yang tingkat penduduknya tinggi seperti Pulau   negeri.
          Jawa,”jelasnya.
                                                              Nantinya, Badan otoritas yang akan dibentuk itu
           Karena itu, lanjut Noorsy, perlu segera diaudit   memiliki wewenang yang lebih dibanding Bulog
          struktur biaya hingga terbentuknya harga pasar.   karena tidak hanya sebagai penyangga, namun
          Pembentukan struktur harga ini berguna untuk      juga dapat merumuskan berbagai kebijakan jangka
          menentukan control harga. “Pemerintah saat ini    panjang.
          mandul dalam menentukan harga sapi, BUMN harus
          memperbaiki indeks persaingan dalam membangun       Badan yang terdiri dari berbagai institusi pemerintah
          daya saing peternak,”paparnya.                    pusat maupun daerah itu dapat menyatukan kebijakan
                                                            pangan dalam satu atap. Keberadaan badan tersebut
           Bahkan, tambahnya, kenaikan harga sapi mencapai   juga dapat meminimalisir gesekan kepentingan
          13-16 persen setiap tahun dan peningkatan ini     antar lembaga karena telah bergabung dalam badan
          terhitung sejak 1999-2012. “Bahkan kenaikan ini diatas   otoritas terrsebut. Saat ini, Pemerintah menggalakkan
          tingkat suku bunga dan diatas inflasi,”tambahnya.   peningkatan revitalisasi peran Bulog sebagai
                                                            stabilisator harga serta penyangga kebutuhan pangan
                                                            dalam negeri dengan mengkaji komoditas-komoditas
                                                            pangan yang akan menjadi tanggung jawab Bulog.
                                                              Melalui cara ini diharapkan  para petani akan
                                                            terdorong untuk meningkatkan kualitas dan produksi.
                                                            Di sisi lain, impor pangan juga harus dikendalikan
                                                            secara tepat waktu dan tepat jumlah. Dengan
                                                            demikian, petani yang tengah panen tidak makin
                                                            terpukul. Untuk menjaga kepentingan konsumen dan
                                                            petani secara seimbang, pemerintah juga harus turun
                                                            tangan dengan menerjunkan langsung Perum Bulog.
                                                            Dengan pengalaman dan sumber daya besar, BUMN
                                                            logistik pangan ini sudah siap menjadi stabilisator, tak
                                                            hanya beras, tapi juga komoditas pangan yang lain.
                                                               Terakhir yang tidak kalah pentingnya yaitu perlunya
                                                            ketegasan pemerintah untuk segera menerbitkan
                                                            peraturan presiden (perpres) untuk merevitalisasi
                                                            Bulog. Payung hukum yang kuat ini diperlukan guna
           Revitalisasi Bulog                               menebas kartel yang menggurita di negeri ini, yang
                                                            melibatkan para politisi hingga pejabat tinggi.
           Revitalisasi peran Bulog sebagai penyangga pangan
          akan sulit dilakukan karena keberadaannya saat ini   Bahkan belum lama ini Presiden Susilo Bambang
          harus tunduk sesuai aturan undang-undang tentang   Yudhoyono telah menginstruksikan agar Bulog
          Perum. Saat ini, peran Bulog tidak lagi bisa seperti   direvitalisasi kembali fungsinya sebagai stabilisasi
          sebelum 1998 karena fungsinya sebagai penyangga   harga komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat,
          pangan nasional dirampingkan hanya untuk          tidak hanya untuk beras.
          mengurusi beras saja sesuai saran Dana Moneter      Menurut Presiden SBY, revitalisasi Bulog dibutuhkan
          Internasional (IMF) pada saat itu.
                                                            mengingat tantangan stabilitas berbagai harga pangan
           Ia mengatakan peran Bulog tidak lagi bisa seperti   yang terus meningkat, sementara kebutuhan pangan
          sebelum 1998 karena fungsinya sebagai penyangga   masyarakat yang juga terus naik. Dengan adanya
          pangan nasional dirampingkan hanya untuk          statement tersebut,Pemerintah harus bergerak cepat
          mengurusi beras saja sesuai saran Dana Moneter    untuk membentuk tim yang mengkaji revitalisasi
          Internasional (IMF) pada saat itu.                Peran Bulog dan mengkaji komoditas-komoditas
                                                            pangan yang nantinya menjadi tanggung jawab Bulog
           Kita akui, saat ini Bulog masih kesulitan untuk   tersebut. Semoga saja. Amien.
          menangani beras, meskipun belum direvitalisasi



          14  PARLEMENTARIA  EDISI 100 TH. XLIII, 2013
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19