Page 23 - MAJALAH 121
P. 23
*Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS)
bung penghematan subsidi untuk digunakan pada saat meminta agar subsidi premium, pada nilai Rp tertentu,
harga minyak kembali naik. tetap diberlakukan. Setelah berlangsung selama peri
ode tertentu, kitadapat saja menerima penghapusan
Pada 16 Januari 2015, Presiden Jokowi secara khu subsidi premium, sepanjang pola subsidi langsung yang
sus mengumumkan kebijakanpenurunan harga BBM. tepat sasaran, sistemik dan andal telah siap diimple
Meskipun mungkin dapat dimaklumi, namun karena mentasikan.
peristiwanya sudah diakui pemerintah akan dilaku
kan secara rutin setiap 2 minggu, maka pengumuman Keempat, pemerintah seharusnya mengalokasikan se
langsung oleh Presiden Jokowi dapat dinilai berlebihan cara signifikan dana penghematan subsidi BBM pada
dan sarat pencitraan. Perubahan harga yang rutin se sektor energi guna membangun sarana dan mening
tiap 2 minggu pada produk BBM pertamax, bahkan tak katkan produksi. Besarnya penghematan dapat menca
diumumkan oleh Dirut Pertamina,apalagi oleh seorang pai Rp 194 triliun, karena anggaran subsidi BBM APBN
menteri.Karena penurunan harga bukanlah prestasi 2015 akan turun dari Rp 276 menjadi Rp 81,8 triliun.
yang pantas diklaim, tetapi tren yang terjadi secara Selayaknya minimal sekitar 20% dana penghematan
global, maka dibanding untuk pencitraan, jauh lebih tersebut digunakan untuk membangun pipapipa gas
layak jika Jokowi dan kabinetnya melakukan berbagai dan SPBGSPBG untuk program konversi BBM ke BBG,
aksi nyata di lapangan untuk menurunkan hargaharga membangun PLTPPLTP, mengembangkan dan mem
barang dan jasa yang telah terlanjur naik. perluas penggunaan sel surya, memproduksi BBN se
cara massal, mengeksplorasi cadangan migas baru, dsb.
Ketiga, pemerintah perlu digugat karena telah meng
hilangkan subsidi sama sekali atas BBM premium. Perlu dicatat bahwa penurunan harga minyak dunia
Kebijakan penghapusan subsidi dilakukan saat harga hingga lebih dari 50% tidak dapat dinikmati secara
BBM turun, sehingga masyarakat tidak menyadari mutlak oleh rakyat akibat pada saat yang sama ter
telah ditetapkannya kebijakan yang berpotensi me depresiasinya nilai tukar rupiah terhadap US$ sekitar
nyengsarakan. Dampaknya akan terasa jika kelak harga 30% (turun dari Rp 9000 menjadi Rp 12.300 per US$).
minyak dunia kembali naik. Pada kisaran harga US$ 80 Salah satu penyebab turunnya kurs Rp tersebut adalah
hingga US$ 100 per barel, harga eceran premium akan terus terjadinya defisit neraca perdagangan dan defisit
naik pada kisaran harga Rp 9.000 hingga Rp 11.000 trasnsaksi berjalan yang utamanya disebabkan oleh se
per liter. Penaikan harga yang tinggi ini akan sangat makin meningkatnya impor minyak dan BBM.
membebani kehidupan masyarakat kelas menengah ke
bawah. Karena terus berpengaruhnya masalah defisit ini ter
hadap kurs Rp, maka sudah seharusnya peme rintah
Disadari bahwa selama ini sekitar 70% subsidi BBM berupaya keras untuk me ngurangi impor minyak dan
memang tidak tepat sasaran. Namun bukan karena itu BBM. Pengurangan impor ini hanya dapat terjadi jika
lantas subsidi premium dihilangkan sama sekali, tanpa penggunaan gas, terutama melalui program konversi
memperhatikan nasib 30% anggota masyarakat yang BBM ke BBG, konsumsi energi baru terbarukan (EBT)
memang pantas disubsidi. Karena itu wajar jika rakyat seperti sel surya, panas bumi, tenaga hidro dan BBN
PARLEMENTARIA EDISI 121 TH. XLV, 2015 23