Page 24 - MAJALAH 121
P. 24

SUMBANG SARAN




          juga meningkat. Itulah sebabnya mengapa kita menun­  Pengalaman menunjukkan bahwa pengembagan energi
          tut agar pemerintah mengalokasikan anggaran sek­  alternatif, terutama produksi BBN (biodiesel dan bio­
          tor energi secara signifikan, tidak melulu dialokasikan  solar) dan sel surya, tidak dapat berkembang karena
          pada infrastruktur dasar, jalan desa, palabuhan, kema­  rendahnya harga BBM. Apalagi jika produksi BBN terse­
          ritiman, dll.                                     but tidak memperoleh subsidi. Padahal dengan cada­
                                                            ngan minyak yang hanya sekitar 3,7 miliar barel di satu
          Kelima, Presiden dituntut untuk dapat mengendalikan   sisi dan tingkat pertumbuhan konsumsi BBM nasional
          alokasi dana penghematan subsidi BBM secara cermat   sebesar 7­8% per tahun di sisi lain, maka penggunaan
          dan sesuai dengan prioritas kebutuhannya. Karena itu   energi alternatif berupa EBT merupakan keharusan.
          perlu disusun skala prioritas program pembangunan   Karena itu, setelah selesai menyiapkan dan menjalan­
          yang seharusnya dikordinasikan dan dipusatkan pada  kan pola subsidi langsung tepat sasaran, yang sistemik,
          lembaga yang relevan, yakni Bappenas. Seperti dising­  pemerintah perlu menetapkan harga BBM yang optimal
          gung di atas, disamping sektor pangan, infrastruktur   berdasarkan keseimbangan fiskal, ekonomi, industri
          dasar dan maritim, sektor energi harus mendapat pri­  dan pengembangan EBT.
          oritas dan anggaran yang signifikan dan harus pula di­
          lakukan secara berkelanjutan.                     Sebagai penutup, perlu disadari bahwa permasalahan
                                                            sektor energi nasional sangat komplek dan memerlu­
          Kerena itu, pemerintah perlu segera menyiapkan peta  kan penanganan yang komprehensif dan berkelanju­
          jalan dan cetak                                                                    tan serta komit­
          b i r u  p e m b a­                                                                men yang tinggi.
          ngunan sektor                                                                      Menurut  World
          energ i jangka                                                                     Energy Council,
          menengah  dan                                                                      karena aspek­
          panjang untuk                                                                      aspek ketersedi­
          menjadi rujukan                                                                    aan, aksesabili­
          bag i berbagai                                                                     tas, daya­beli
          program pelak­                                                                     dan pelestarian
          s a n an secar a                                                                   lingkungan yang
          kontinu. Pro­                                                                      rendah, secara
          gram­program                                                                       global tingkat
          tersebut harus                                                                     ketahanan  en­
          mendapat komit­                                                                    ergi nasional kita
          men pemerintah                                                                     juga terus menu­
          beserta alokasi                                                                    run, yang saat
          ang gar an se­                                                                     ini hanya berada
          cara rutin setiap tahun, sehingga waktu penyelesaian,   pada urutan ke 60. Karena itu, pemerintah dituntut
          kapasitas  produksi dan kebutuhan bauran energi dapat  untuk tidak lagi menjadikan isu subsidi dan harga BBM
          dicapai sesuai target. Penyelesaian road map dan blue  sebagai objek untuk pencitraan, tetapi justru melaku­
          print energi nasional merupakan langkah yang harus  kan hal­hal yang produktif berupa penetapan dokumen
          segera diambil jika ingin mencapai target bauran ener­  peta jalan dan cetak biru pengembangan sektor energi
          gi, terutama untuk EBT, sebesar 23% pada 2025 sesuai  untuk jangka menengah dan panjang. Selanjutnya do­
          PP No.79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.  kumen tersebut dijalankan dalam program­program
                                                            yang berkelanjutan yang dimulai dengan alokasi angga­
          Keenam, berdasarkan pengalaman masa lalu yang  ran sektor energi mencapai 20% dari dana penghemat­
          telah berulang terjadi, masa turunnya harga minyak   an subsidi BBM pada 2015 ini.
          umumnya berlangsung sekitar 6 bulan hingga 1 tahun.
          Karena itu pemerintah sebaiknya mengantisipasi “pu­  Sejalan dengan itu, guna tetap memberi perlidungan
          lihnya” harga minyak dengan menyiapkan formula atau  sosial yang berkadilan dan sistemik kepada masyarakat
          besaran harga BBM yang optimal dan sistemik dengan   yang membutuhkan, pemerintah harus menjalankan
          mempertimbangkan aspek-aspek keseimbangan fiskal,  pola subsidi langsung yang berkeadilan, tepat sasaran
          pengaruh terhadap ekonomi dan industri, serta kebu­  dan andal, seraya menghilangkan duplikasi program
          tuhan untuk mengembangkan EBT.                    se perti BLSM, BLT, serta kartu­kartu sosial berupa KIP,
                                                            KIS, dan KKS.




          24 PARLEMENTARIA  EDISI 121 TH. XLV, 2015
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29