Page 29 - MAJALAH 121
P. 29

ke Luar Negeri. Kalau teknologi   pertanian akan semakin mening­    produksi beras nasional surplus
            pangan bisa kita berikan pendam­  kat menjelang pemberlakuan pasar   10 juta ton saja Pemerintah masih
            pingan kepada masyarakat. Hal ini   bebas Asean pada akhir 2015 men­  sulit mewujudkannya. Politisi asal
            tidak sulit untuk dicapai.        datang. Anggota dari Komisi IV ini   Su bang ini mengungkapkan masih
                                              memperkirakan Petani Indonesia    banyak irigasi yang kurang men­
            “Potensi Alam Indonesia yang san­  akan sulit sekali menghadapinya,   dukung dan rusak. Akhir­akhir ini,
            gat mendukung, tinggal sekarang   karena itu diharapkan perhatian  yang dilihatnya saat reses, pupuk
            masyarakat kita diberikan teknolo­  Pemerintah kepada sektor perta­  subsidi masih susah didapat. Con­
            gi diberikan pendampingan yang    nian dari hulu sampai hilirnya.   tohnya pupuk phonska, SP6, ZA di
            diberikan secara intensif,” jelasnya.                               daerah pemilihannya Subang sulit

            Pendampingan Pertanian pada ke­
            nyataannya sekarang ini, menurut
            Bagus Adhi, Pendampingan sangat
            Lemah. Ini sangat­sangat perlu di­
            tangkatkan, baik dilakukan swasta
            ataupun dengan Pemerintah.

            Target satu desa satu penyuluh saja
            yang sampai saat ini belum terca­
            pai, kalau kita betul­betul melak­
            sanakan ini, ini kurang. Satu desa
            yang luasnya mencangkup 1.000
            KK, luas petaniannya yang besar.
            Luas pertanian suatu desa beda­
            beda, dengan sasaran dan target
            yang mau kita capai beda juga.

            Ditegaskan Bagus Adhi, sekarang
            Penyuluhan dan Bank Tani perlu
            dimantapkan. Bank Tani ini men­
            cangkup dari pemberian pupuknya,
            menampung hasil panennya. Jadi
            suatu kepastian hidup orang banyak
            ini harus ada disetiap lini. Jadi apa
            yang dihasilkan ada kepastiannya.
            Kemana dia harus jual dan harg­
            anya bagaimana?

            “Inilah kelemahan kita sekarang,
            kalau dulu masih di jaman orde
            baru, Bank Tani ada. Jadi harga
            standar. Kalau sekarang dengan    Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi  didapat.
            adanya pa sar bebas seperti ini yang   ASEAN akhir 2015 membuat setiap
            merusak harga itu juga para oknum   negara wajib menghilangkan batas  “Saya harap perhatian pemerin­
            petani, kepepet sedikit dia menjual   dan rintangan perdagangan, in­  tah kepada sektor pertanian dari
            murah. itu yang kemudian harus    vestasi serta membuka ekspor im­  hulu sampai hilirnya. Ketika bicara
            kita tata,” ungkap Bagus Adhi.    por seluas­luasnya. “Petani Indo­  hulu maka ketersediaan pupuk, dan
                                              nesia akan sulit menghadapi MEA,  benih harus tepat waktu,” tegasnya.
            Sulit Hadapi                      sebab masalahnya  petani keter­
                                              gantungan terhadap pemerintah  Selain itu, masalah harga, OO Sutis­
            Lain halnya, OO Sutisna Anggota  sangat tinggi,” kata OO Sutisna.   na melihat posisi Bulog yang belum
            dari Fraksi Partai Amanat Nasional                                  siap untuk bisa menerima barang
            (F­PAN) dengan Persaingan produk  Menurut OO, untuk meningkatkan    dari petani. Harga Pokok Penjualan



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 121 TH. XLV, 2015  29
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34