Page 12 - MAJALAH 87
P. 12
beri perhatian pada isu publik, lipu- gunakan fasilitas negara. Kalau tugas kunjungan ke Dapil bagaimana?
tan media massa? Aspirasi ini kan ti- itu dianggap tugas partai cabut dong Selama ini ketika anggota DPR tu-
dak harus sesuatu yang sudah muncul anggaran-anggaran negara. Partai run ke Dapil siapa yang menyiapkan,
di media, surat kabar, iyakan. Yang yang harus membiayai. Kalau ada nggak ada. Pribadi semua, tidak ada
sudah menjadi soroton publik, kalau anggota yang tidak setuju dan ber- sistem pendukung. Berbeda dengan
itu kita tinggal baca koran aja. Kalo pendapat cukup melalui perangkat kunjungan di Komisi. Kunjungan kerja
begitu memang tidak perlu rumah as- partai di daerah, mereka konsekuen- komisi anggota DPR tinggal berang-
pirasi, cukup baca koran dan internet sinya harus menolak semua anggaran kat aja, agenda sudah ada, jadwal
saja. Tapi tidak semata itu, ketika kita aspirasi yang dibiayai oleh negara. sudah jelas, siapa yang akan dikun-
turun rakyat minta macam-macam Mereka tidak menjalankan tugas ne- jungi sudah jelas. Dukungan sekre-
dan tidak juga harus suatu persoalan gara tapi tugas partai, jadi partai yang tariat jelas, dan dia karena semuanya
yang pelik membutuhkan perhatian harus biayai. resmi pejabat daerah menganggap
kadang hanya sepele aja, kita perlu Rumah Aspirasi ini apa perlu itu kunjungan resmi. Nah kunjungan
jembatan, kita perlu tambahan guru, pembangunan gedung baru? Saya perorangan tidak ada sistem pendu-
kita perlu perbaikan sekolah, kita lebih cendrung mengatakan ini bukan kung, zero. Tiket cari sendiri, kontak
perlu tambahan puskesmas, kita perlu rumah aspirasi, bukan kantor gitu, ka- konstituen sendiri, mencari pejabat
perbaikan jalan. Jalan rusak-kan tidak lau kantor selalu harus mahal, kalau yang bisa dihubungi sendiri. Ini pe-
selalu disorot di koran tiap hari. Disa- saya bilang kios aspirasi gimana, saya jabat negara atau pejabat partai, itu
na persoalan muncul tiap hari, bukan punya disana meja sepetak, toh ada persoalannya. DPR lalai dalam me-
hanya pada saat anggota DPR turun fungsi-fungsi kantor sederhana disitu, nempatkan kunjungan perorangan itu
ke Dapil. Pada saat anggota DPR di dengan begini saya ingin katakan bu- sebagai kunjungan pejabat negara ke
Jakarta persoalan aspirasi itu harus kan bangunan fisik yang penting teta- daerah. Resmi melakukan tugas ne-
muncul. pi fungsi-fungsinya. Kalau fungsi ini gara. Oleh karena itu wajib diberikan
Jadi yakin bisa anggota DPR lin- bisa mobile, tidak terpaku. Jadi kalau fasilitas dan supporting system. Nah
tas partai bekerja sama di Dapil? kita bangun rumah itu saja, selamanya jadi rumah aspirasi ini nantinya ba-
Ya harus bisa karena prinsipnya mere- hanya disitu. Jadi coba sewa sajalah, gian dari support system itu. Bersurat
ka mewakili dapilnya bukan mewakili kalau perlu kita sewa kios, yang pen- pada pemerintah daerah, mengatur
partainya, ada argumentasi menga- ting fungsinya bukan bangunannya. jadwal kunjungan, mendampingi ang-
takan rumah aspirasi nggak perlu, cu- Nah satu hal lagi, selain menjalankan gota DPR ketika ada di tempat, me-
kup saja menggunakan kantor partai fungsi penyerapan aspirasi kantor nyusun laporan, kompilasi pekerjaan
di daerah. Nggak bisa. Ketika anggota atau kios ini juga berfungsi sebagai mereka, dan otomatis pertanggung-
DPR turun ke Dapil ia sebagai pejabat kantor penghubung DPR yang ada di jawaban juga jelas karena ada apartat
negara atau sebagai pejabat partai?. daerah pemilihan. sekretariat. Dana penyerapan aspirasi
Pejabat negara-kan. Jadi harus meng- Praktek selama ini pada saat sudah disiapkan, kalau dana menga-
“ Saya lebih cendrung mengatakan ini bukan
rumah aspirasi, bukan kantor gitu,
kalau kantor selalu harus mahal, kalau saya
bilang kios aspirasi gimana, saya punya disana
meja sepetak, toh ada fungsi-fungsi kantor
sederhana disitu, dengan begini saya ingin katakan
bukan bangunan fisik yang penting
tetapi fungsi-fungsinya.”
Internet/internetuntuksemua.blogspot.com
1
1 | PARLEMENTARIA | Edisi 87 TH. XLII, 2011 | 1
ARIA |
1 | PARLEMENTARIA | Edisi 87 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 87 TH. XLII, 2011 |
|
TH. XLII, 201 |
Edisi 87
1
P
ARLEMENT