Page 23 - MAJALAH 135
P. 23

Ketua DJSN, Tubagus Rachmat Sentika

              KENAIKAN IURAN MASIH LEBIH RENDAH



                               DIBANDINg USULAN DJSN








                     ewan Jaminan Sosial      tinggi. Kalau dalam bahasa kedokteran   menjadi Rp 30.000 untuk kelas III,
                     Nasional (DJSN), salah   disebut katastropik. Sangat tidak adil   Rp 42.500 menjadi Rp 51.000 untuk
                     satu tugasnya adalah     kalau kita tidak naikkan iurannya,” kata   kelas II, dan Rp 59.500 ribu menjadi
            Dmengusulkan besaran iuran        Rachmat, beberapa waktu yang lalu.  Rp 80.000 untuk kelas I. Sementara
            dalam program Jaminan Kesehatan      Rachmat menjelaskan, penyesuaian   untuk iuran PBI ditetapkan menjadi Rp
            Nasional (JKN). Terkait diterbitkannya   PBI di APBN 2016 itu meliputi besaran   23.000. Namun kemudian pemerintah
            kenaikan iuran yang dalam Peraturan   dan jumlahnya. Besaran bantuan   menunda kenaikan iuran kelas III,
            Presiden No 19 Tahun 2016, Ketua   iuran PBI itu dari Rp 19.225 menjadi   sehingga tetap Rp 25.500.
            DJSN  Tubagus Rachmat Sentika     Rp 23 ribu, sedangkan jumlahnya      Rachmat menambahkan, berda sar-
            mengatakan, kenaikan iuran masih   dari 86,4 juta menjadi 92,4 juta.   kan kajian-kajian yang telah dilakukan
            lebih rendah dari yang diusulkan   Selain itu, mayoritas peserta JKN   oleh DJSN pada awal tahun 2015 yang
            DJSN.                             mandiri yang berusia di atas 50 tahun,   lalu, pihaknya mengusulkan besaran
               “Ada penyesuaian-penyesuaian   berbanding lurus dengan penyakit   iuran untuk PBI sebesar Rp 27.500 dan
            (premi), terutama untuk menin-    kategori katastropik, seperti jantung   bottom line untuk kelas III sebesar Rp
            dak lanjuti APBN 2016, dimana ada   koroner, hipertensi, dan kolesterol   36.000.
            penyesuaian terhadap besaran      tinggi. Sehingga, rasio klaim atau klaim   “Jadi intinya memang sudah
            iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI).   yang harus dibayar BPJS dibanding   diperhitungkan dari permulaan
            Kedua, ternyata peserta mandiri, 82   iuran premi mencapai 500 persen.  bahwa PBI sebesar Rp 19.225 itu
            persen berumur di atas 50 tahun      Semula, rincian kenaikan iuran   kami istilahkan sebagai kurang
            dan menderita penyakit berbiaya   dalam Perpres itu naik dari Rp 25.500   bayar, sehingga diujungnya memang
                                                                                kita mengalami defisit. 2014, kita
                                                                                mengalami kurang bayar sebesar Rp
                                                                                5,85 trilliun dan sudah diselesaikan
                                                                                ketika APBN-P 2015 yang lalu,” jelas
                                                                                Rachmat.
                                                                                   Rachmat mengakui, walaupun
                                                                                iuran kelas III tetap Rp 25.5000, itu
                                                                                tidak terlalu memberatkan cashflow
                                                                                BPJS Kesehatan.
                                                                                   “Dengan catatan, BPJS Kesehatan
                                                                                membuat inovasi menarik untuk
                                                                                meningkatkan kepesertaan dari
                                                                                peker  ja mandiri yang  muda, pro-
                                                                                duktif, dan professional. Termasuk,
                                                                                mendorong tranformasi kepersertaan
                                                                                pekerja penerima upah dari BPJS
                                                                                kesehatan,” saran Rachmat, sembari
                                                                                mengatakan bahwa potensi kelompok
                                                                                ini mencapai 50 juta jiwa, dimana saat
                                                                                ini baru terdaftar 19 juta jiwa.
                                                                                   R achma t m en e kan kan ,
                                                                                penyesuaian besaran iuran bulanan
                                                                                BPJS Kesehatan untuk meningkatkan
                                                                               foto : jay/hr  peran negara dalam menjamin hak   (sf, rnm)
                                                                                rakyat, khususnya yang tercakup

            Ketua DJSN, Rachmat Sentika memberikan pandangan saat raker di Gedung DPR RI  dalam  PBI. n


                                                                             PARLEMENTARIA l  EDISI 135 TH. XLVI - 2016  l  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28