Page 13 - MAJALAH 151
P. 13

rapat Pansus, Yusril menegaskan,                                  kepada TNI lewat Kopkamtib.
              posisi dirinya yang tak berada      “Tugas penyelidikan,             Dalam          perjalanannya,
              di pihak yang mendukung atau                                      Kopkamtib  banyak  dikritik  dan
              menolak keberadaan Pansus. Dia         penyidikan, dan            menimbulkan sejumlah insiden.
              pun berupaya tidak larut dalam       penuntutan adalah            “Lalu  Kopkamtib  diakhiri  sendiri
              perdebatan   politik.  Mantan                                     oleh Soeharto,” ungkap Yusril,
              Mensesneg ini juga ingin lebih         tugas eksekutif.           seraya menambahkan, “Yang jelas,
              netral dan independen dalam        Bukan tugas legislatif         lembaga yang dibentuk dalam
              mengemukakan pandangannya di                                      keadaan serius, darurat, kemudian
              tengah kontroversi yang terjadi.        atau yudikatif.           diberi kewenangan luar biasa,
                 Menurut Yusril, DPR berhak        Timbul pertanyaan            maka sifatnya tidak permanen.
              melaksanakan hak angket terhadap                                  Itu  jika  dilihat  dari  sistem
              KPK, sebab KPK adalah bagian        dapatkah DPR secara           ketatanegaraan.”
              dari  ekesekutif   yang  bertugas       konstitusional               Dari   sisi  historis,  Yusril
              melaksanakan UU. KPK juga tidak                                   menjelaskan, hak angket parlemen
              masuk kategori lembaga yudikatif,    melakukan angket             sudah dipraktikkan sejak dulu.
              lantaran bukan lembaga peradilan    ke KPK? Saya jawab,           Bahkan, sejak awal berdirinya
              yang    berugas     memeriksa,                                    Komite Nasional Indonesia Pusat
              mengadili,  dan  memutus  suatu     karena KPK dibentuk           (KNIP). Hak angket kembali
              perkara. Bahkan, KPK juga             dengan undang-              diberikan kepada DPR Sementara
              bukan lembaga legislatif, karena                                  1950 dan sempat dimasukkan di
              tidak memproduksi perundang-            undang, maka              UU No.7/1954, sebelum akhirnya
              undangan.                            untuk mengawasi              diberlakukan melalui UU MD3.
                 “Tugas         penyelidikan,                                      “Angket bukan sesuatu yang
              penyidikan,  dan    penuntutan      pelaksanaan UU itu,           baru. Jadi, sudah dijalankan di
              adalah tugas eksekutif. Bukan      DPR dapat melakukan            sistem parlementer. Angket  itu
              tugas legislatif  atau yudikatif.                                 melekat di DPR. Ketika lahir UU
              Timbul pertanyaan dapatkah DPR     angket terhadap KPK,”          MD3, maka pasal angket yang
              secara konstitusional melakukan                                   diatur di UU No.7/1954 diadopsi
              angket ke KPK? Saya jawab,                                        di dalamnya karena dianggap
              karena KPK dibentuk dengan                                        sesuai dengan sistem presidensial
              undang-undang,   maka    untuk   Polri yang dulu masih ada di DPR,   setelah  amandemen  UUD  1945,”
              mengawasi pelaksanaan UU itu,    sudah memprediksi terjadinya     jelas Yusril.
              DPR dapat melakukan angket       masalah itu.                        Inilah pandangan Yusril yang
              terhadap KPK,” tegas Yusril.        KPK,    memang,    diberikan  sangat legal-konstitusional. Tarik
                 Kewenangan      penyelidikan  kewenangan luar biasa oleh       menarik kewenangan harusnya
              DPR    melalui  angket  adalah   pemerintah dan DPR saat awal     bisa  segera  diakhiri  dengan
              untuk   menyelidiki  efektivitas  pembentukannya. Namun, dia      pandangan hukum ini. Betul apa
              pelaksanaan UU. Ini sejalan      mengingatkan bahwa lembaga       yang disampaikan Yusril bahwa
              dengan ketentuan dalam Pasal 203,   yang punya kewenangan luar    KPK    bagian   dari  eksekutif
              204, dan 205 UU MD3. Yusril juga   biasa, tidak bisa permanen. Yusril   seperti juga kejaksaan. KPK
              mengungkapkan, sejak ada amanat   mencontohkan, di era Soeharto,   tak bisa berlindung lagi di balik
              untuk membentuk KPK, sudah ada   ada lembaga Komando Pemulihan    cap lembaganya  yang  superbodi
              pandangan yang mengkhawatirkan   Keamanan     dan     Ketertiban  seakan tak tersentuh pengawasan.
              tumpang    tindihnya   lembaga   (Kopkamtib).  Saat itu, pemulihan   Pansus  Hak  Angket    KPK
              itu dengan lembaga penegakan     keamanan     dan     ketertiban  sangat konstitusional. Bahkan,
              hukum lainnya, seperti Polri dan   merupakan tugas Polri. Namun,   pembentukan Pansus ini sudah
              Kejaksaan Agung. Fraksi TNI/     presiden memberikan kewenangan   ada dalam Berita Negara. n(eko)



                                                                                Edisi : 151 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA  |  13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18