Page 22 - MAJALAH 67
P. 22

LAPORAN UTAMA


            di-recall  atau diberhentikan, lebih  Nah, proses pembiaran oleh partai  bukan DPR-nya yang korup, cuma
            disebabkan karena berbeda pendapat atau  politik itu, menurut saya, ikut memberi andil  menggunakan tangan DPR, karena
            pandangan dengan pimpinan partai,  bagi anggota-anggota DPR untuk terjun  mereka yang mempunyai kekuasaan untuk
            bukan karena komitmen dari parpol atau  semakin bebas, semakin leluasa melakukan  melakukan itu.  Ini seperti pengakuan YF
            pimpinan partai untuk menegakkan  transaksi-transaksi busuk seperti itu.  (salah seorang anggota DPR tersangka
            kedisiplinan anggota  dalam rangka  Seharusnya partai poltik punya  korupsi kasus Banyu Asin), ternyata duit
            meningkatkan efektivitas kinerja.  kepentingan untuk menegakkan    itu lari ke partai. Kan  partai politiknya yang
               Ini artinya, kalau saya ditanya, apakah  kedisiplinkan bagi angotanya di DPR.  korup, bukan DPR-nya.
            kita masih punya harapan bahwa kita  Misalnya orang yang paling pertama
            memberi tugas kepada parpol untuk  bertanggung jawab kalau anggota DPR  Jadi, yang bisa membenahi citra DPR
            melakukan ini semua. Sampai hari ini, saya  malas itu mestinya ya parpolnya..  itu, muaranya dari Parpol?
            pesimis. Karena realitas hari ini                                  Bagaimana caranya?
            menunjukkan ternyata kita masih bisa  Apakah itu sudah dijalankan parpol?   Semua  partai harus membuat kontrak
            lebih berharap kepada Badan Kehormatan  Oo itu justru engga, bahkan kesan yang  politik dengan para calegnya. Kontrak
            ketimbang kepada parpol. Dan berkali-kali  sangat kuat partai politik justru melindungi.  politik itu harus bisa diukur, misalnya: kalau
            saya katakan, pilihan kita saat ini untuk  Contohnya begini,  kasus foto sensual salah  jadi, ini yang harus kamu tanda tangani,
            mendorong perbaikan citra dan integritas  seorang anggota DPR yang beredar di  begitu dia terindikasi korupsi, parpol
            DPR secara internal adalah memberikan  media massa, kemudian ada yang  langsung me-recall   anggota yang
            dukungan kepada penguatan Badan   mengadu ke Badan Kehormatan (BK),  bersangkutan, begitu tiga kali berturut-
            Kehormatan.                       mestinya kan parpol yang mengambil sikap  turut tidak hadir diskorsing. Selama
               Tetapi persoalannya, dengan    pertama, jangan menunggu keputusan BK.  diskorsing, tidak bisa menerima gaji dan
            kecanggihan praktek atau modus yang  Kalau semakin lama ia di DPR dan  uang gaji tersebut dikembalikan ke kas
            dilakukan oleh wakil rakyat kita hari ini,  kasusnya tidak diselesaikan, dampaknya  negara. Itu semua lalu diumumkan kepada
            menurut saya kewenangan dari BK tidak  adalah selain partai politik citranya akan  masyarakat. Setiap anggota yang mau
            cukup untuk menjangkau itu semua.  hancur, DPR juga ikut hancur citranya.  korupsi jadi  takut. Tapi kalau terbukti dulu
            Karena itu kasus yang terakhir ini, di mana  Maka yang mempunyai otoritas untuk  baru ditindak, ya silahkan buktikan lima
            KPK menangkap anggota DPR, menurut  menarik anggota yang bersangkutan  tahun kemudian, maka dia masih bebas.
            saya, ini juga merupakan pintu masuk yang  adalah partai.  Tapi, sampai sejauh ini belum  Itu konsekuensinya. Jadi, ini diharapkan
            bisa memberikan efek jera bagi anggota.  maksimal ya. Saya menilai  partai politik  bisa menimbulkan efek jera bagi anggota
                                              melindungi anggota-anggotanya  yang  Dewan.
            Menurut anda, siapa yang          terlibat.                           Karena itu, untuk menuju DPR yang
            bertanggung jawab terhadap                                         bersih di masa datang, parpol harus mulai
            buruknya citra DPR?               Terlibat apa?                    berbenah diri. Parpol harus selektif dalam
               Menurut saya, jelek atau buruknya citra  Ya macam-macam, mulai dari  merekrut anggotanya yang duduk di DPR.
            DPR itu bukanlah semata-mata karena  kedisiplinan,  korupsi, sampai skandal seks.  Bagi yang malas, yang tidak pernah turun
            DPR itu sendiri, tapi itu merupakan  Kan aneh saja kalau ada partai yang  ke konstituen, yang pernah terlibat
            gambaran dari citra partai politik kita. DPR  membiarkan anggotanya yang nggak  percaloan atau apa pun, tidak terkecuali
            itu  hanya menanggung akibat, ketika  pernah datang  selama bertahun-tahun  siapa pun, semua nama itu tidak layak
            partai politik tidak serius melakukan proses  dibiarkan bahkan dicalonkan terus  untuk dicalonkan kembali. Jadi mesti
            seleksi terhadap  para caleg (calon legislasi)-  menerus. Kalau masih ada partai yang  diperlakukan secara adil bagi semua caleg.
            nya. Lalu caleg yang masuk itu adalah  memelihara hal seperti itu, selain citra  Bahkan, orang yang kita anggap bagus tapi
            preman atau broker, maka ketika mereka  partainya akan semakin jelek, mereka juga  pernah terlibat praktek korupsi jangan
            masuk ke Senayan, wajah DPR akan  memberi  andil terhadap kehancuran citra  dicalonkan lagi. Tapi sayangnya, masih
            terpengaruh oleh warna caleg-caleg seperti  DPR secara konstitusi.  banyak partai yg mencalonkan para caleg
            itu.                                Menurut saya partai politik yang paling  tersebut. Itulah resiko politik, politik itu
               Ketika partai politik tidak mempunyai  bertanggung jawab terhadap rusaknya citra  persepsi karena dia persepsi maka dia
            komitmen untuk menegakkan  disiplin bagi  DPR, karena rekruitmen DPR itu kan dari  begitu sensitif.
            anggotanya, jangan salahkan intitusi DPR  partai politik.  Nah, lebih parah lagi ketika  Apabila ingin menjadi politisi maka ia
            kalau ternyata banyak anggota yang  kita dengan mudah membuat      harus menjadi negarawan, harus betul-
            terindikasi korupsi lalu kemudian dibela  perbandingan dengan DPD yang bukan  betul mengabdikan hidupnya untuk rakyat,
            atau dibiarkan oleh partai politik. Sehingga  dari partai politik. Setidaknya sampai hari  untuk negara. Sementara politik kita yang
            yang tadinya mungkin semula dia hanya  ini belum tercatat mereka terlibat korupsi.  terlihat hari ini kan menjadi sarana untuk
            ikut menjadi calo dana sekian ratus juta  Sedangkan yang dari partai politik,  mencari rezeki.
            rupiah dibiarkan oleh partai, bahkan partai  korupsinya engga karu-karuan. Itu kan
            menggunakan bagian dana itu, berikutnya  semakin jelas terlihat, jangan-jangan  Apa hambatan DPR dalam
            naik menjadi sekian miliar.       memang partai politiknya yang korup,  menegakkan citra?


            22      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 67
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27