Page 29 - MAJALAH 67
P. 29
PENGAWASAN
Seandainya gas tersebut dimanfaatkan infrastruktur Maka yang harus dilakukan
untuk energi listrik, pasti lebih ramah Untuk itu, ia berharap Pemerintah pemerintah sekarang sumber energi
lingkungan, harganya jauh lebih rendah melakukan perombakan total. alternative dan energi terbaru harus
dari BBM. Pemerintah harus banting stir. didorong terus terutama panas bumi,
“Yang terjadi adalah, PLN Dicontohkannya, sumber energi murah terus PLTA. Ia berharap Pemerintah
mengeluarkan hampir 100 triliun seperti gas harus diprioritaskan untuk membuat peraturan bahwa catchment
pertahun untuk membeli BBM kebituhan dalam negri. Harus ada area itu dilindungi, barang siapa yang
sehingga keuangan PLN amburadul. perpipaan di perkotaan yang harganya merusak itu dikenakan pidana dan
70% anggaranya untuk membeli BBM. jauh lebih murah. Dipembangkit dihukum seberat-beratnya.
Jadi 35 energi mix PLN memakan lebih sekarang harga minyak per Kwh nya Energi alternative dan energi
dari 70% anggaran PLN sehingga Rp3000, kalau kita masukkan gas terbarukan, seperti di Sumatera, jauh
keuangan PLN amburadul. Harga menjadi hanya Rp500. relative murah karena ada sistem yang
penjualan PLN itu lebih 2x lipat Ia menyarankan, Pemerintah didukung PLTA. PLTA itu biayanya
daripada harga beli pelanggan. Harga mengganti investasi untuk dalam murah tapi karena kita tidak pandai
pelanggan itu kira2 630 rupiah per Kwh negeri. “Batubara totalnya mencapai menjaga catchment area maka dimusim
rata-rata, harga PLN itu 13, 1380,” 250 juta ton, masuk ke kas negara hanya kemarau cepat habis. Itu harus ada
jelasnya 15 trilyun. Jumlah sebesar itu, apa sangsi sekeras kerasnya.
Tjatur menyadari, cadangan energi artinya. Tahun depan, 261 juta ton itu Kalau kita bisa memobilisir panas
itu tidak berlebih, namun harusnya masuk ke Negara kira-kira 20 trilyun, bumi, lalu PLTA, saya kira akan banyak
cukup untuk memenuhi kebutuhan pajak 10 trilyun, non pajak 10 trilyun,” perbaikan energi di Negara ini. Kita
dalam negeri. Karenanya ia katanya malu dengan Malaysia, Filipina,
menyayangkan banyak pihak yang Menurut Tjatur, seluruh batubara Thailand mereka tidak punya sumber
masih mengutamakan ekspor daripada yang diekspor harganya tidak mahal. energi seperti kita tapi makmur, tidak
memasok kebutuhan dalam negeri. Masih jauh lebih kecil dibanding ada krisis. Kita jual bahan baku tanpa
Dapat dibayangkan sumber energi subsidi BBM dan subsidi listrik. treatment apa-apa. Itu artinya
yang murah itu, seperti batubara, gas, “Negara dapat dari hasil ekspor kecil melecehkan karunia Tuhan. Kita tidak
hampir 60% diekspor sehingga terus, tapi subsidinya dalam jumlah bisa jadi khalifah yang baik. Harusnya
pemenuhan kebutuhan dalam negeri besar. Ini hanya menguntungkan kita mengolah sumber energi baru dijual.
baik itu listrik rumah tangga maupun pengusaha,” keluhnya Yang terjadi sumber energi kita dijual.
industri masih memakai minyak. Jangan-jangan nanti kita beli energi itu
Dengan nada pasrah, ia Renegosiasi kontrak dari Malaysia.
mengungkapkan paradoks, kita Karena itu menurut Tjatur, harus Bayangkan kita kalau turun
mengekspor sumber energi yang bagus dievaluasi total. Kita tidak perlu subsidi pesawat ke Korea, Jepang terang
dan murah untuk rakyat, orang lain listrik dan kita akan jauh turun subsidi benderang. Batubaranya dari kita gas
yang kaya. Tapi kita mengimpor BBM, BBM kita. PLN tidak perlu disubsidi dari kita. Kok kita yang punya malah
yang totalnya hampir 6000 lebih. Kita pertahun. gelap-gelapan? Itu arrtinya pemerintah
mengimpor BBM yang polutif tapi “Kalau pemerintah mau rakyat ini memanager sumber energi. Pemerintah
harganya sangat mahal dan kurang lebih sejahtera, maka harus berani salah menerapkan kebijakan sumber
bagus juga untuk rakyat kita yang melakukan renegosiasi terhadap seluruh energi.
miskin. kontrak-kontrak itu. Seluruh kontraknya Harus ada pernyataan (dekrit)
Transportasi, PLN serta rumah direnegosiasi. Sehingga semua bahwa Indonesia darurat energi, lalu
tangga hampir semua masih memakai transportasi kita memakai gas, dan diikuti langkah-langkah pengamanan
minyak, akibatnya kita tidak bisa minyak kita ekspor. Gas dan batubara suplai sumber energi. Setelah itu,
membangun karena subsidi energi atau untuk kepentingan dalam negeri, jika Pemerintah dan DPR membuat
balancenya harga energi di dalam negeri sudah terpenuhi baru diekspor,” kata keputusan bahwa sumber energi itu
menjadi sangat mahal. Tjatur diutamakan untuk kepentingan dalam
“25% dari total APBN untuk Negara ini harus banting stir karena negeri. Langkah selanjutnya
subsidi energi atau sebesar 271 trilyun. ini sudah darurat energi dan darurat renegosiasi.
Subsidi BBM 182 triliun, subsidi listrik sumber energi. Kalau ekploitasi Dewan energi hingga kini belum
89 triliun,” ungkapnmya. batubara seperti sekarang ini, besar- terbentuk. Nantinya dewan energi ini
Akibatnya, gara-gara sumber energi besaran tidak terkendali paling lama 25 berada di bawah komisi
yang bagus dan murah diekspor keluar, tahun akan kolaps. Demikian pula Pembentukanya tergantung
subsidi energi menyedot anggaran dengan minyak, paling lama bertahan pemerintah, dewan energi tugasnya
menjadikan Indonesia tidak dapat 10 tahun atau 20 tahun kedepan. 30 membuat perencanaan membuat
melakukan pembangunan baik tahun akan datang, generasi kita langkah-langkah menanggulangi
dibidang pendidikan, kesehatan, menjadi generasi pengemis energi. kebijakan energi.. Dewan energi ini
PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 67 29