Page 23 - MAJALAH 162
P. 23

PENGAWASAN






                            akil Ketua Komisi X   “Sehingga kalaupun
                            DPR RI Sutan Adil   secara umum nilai
                            Hendra menilai,   Unas SMP tahun ini
                            sistem zonasi     mengalami penurunan,
            W dalam PPDB                      secara garis besar tidak
            diharapkan mampu menghilangkan    ada pengaruhnya pada
            dikotomi antara sekolah favorit dan   PPDB untuk masuk
            non favorit. Hal ini dikarenakan dalam   jenjang SMA. Hal ini
            penerimaan siswa adalah zonasi atau   sejalan dengan rencana
            jarak antara rumah dengan sekolah,   kerja Panitia Kerja (Panja)
            sehingga dapat mendorong pemerataan   DPR yang menerapkan
            mutu sekolah antar daerah, karena   standar nasional
            sebaran siswa yang berkualitas tidak   pendidikan yang sama
            hanya bertumpu pada sekolah yang   di penjuru Tanah Air,”
            dianggap favorit.                 imbuh Sutan.
               Sutan menuturkan sesuai dengan
            regulasi yang baru, yakni Peraturan   Marak Pungli
            Menteri Pendidikan dan Kebudayaan   dan SKTM Fiktif
            (Permendikbud) Nomor 14 Tahun 2018   Pelaksanaan
            tentang PPDB, kriteria PPDB adalah   sistem PPDB bukan
            zonasi, bukan lagi nilai Ujian Nasional   berarti berjalan dengan
            (Unas). Pola ini menurutnya memiliki   lancar. Kenyataan di lapangan, muncul   dapil Jambi itu.
            kelebihan dalam menyeimbangkan    berbagai masalah, seperti pungutan liar,   Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni
            sebaran siswa yang berkualitas di semua   penggunaan Surat Keterangan Tidak   Marlinawati mengatakan, maraknya
            sekolah, namun juga butuh persiapan   Mampu (SKTM) fiktif, hingga anak yang   keberadaan SKTM fiktif yang terjadi
            dari sekolah untuk menerapkan standar   gagal duduk di bangku sekolah karena   di sejumlah daerah untuk keperluan
            yang sama dengan sekolah unggulan.  tidak kebagian jatah kursi. Bahkan,   mendaftar sekolah pada proses PPDB
               “Yang menjadi kriteria pertama   nasib anak-anak itu terkatung-katung,   tahun ini, harus dicermati secara serius
            dalam penerimaan siswa baru adalah   dan berpotensi gagal melanjutkan   oleh pemerintah, pihak sekolah dan
            jarak. Pertimbangan kedua sekolah   pendidikan.                    aparat penegak hukum.
            bisa menggunakan usia siswa. Dengan   Terhadap pungli itu, Sutan meminta   “Keberadaan SKTM fiktif ini telah
            adanya sistem zonasi tersebut, anak   pemerintah untuk menindak tegas   melibatkan pihak orang tua, calon
            didik yang berada di sekitar sekolah   praktek pungli selama proses PPDB di   peserta anak didik serta pihak aparat
            menjadi prioritas atau diutamakan dalam   sekolah. Sutan menegaskan, pihaknya   pemerintah yang mengeluarkan surat
            penerimaan siswa baru. Terlepas dari   mendapat banyak laporan terkait praktek   tersebut. Penggunaan mekanisme
            berapapun nilai Unas-nya, nilai Unas   pungli yang terjadi di sekolah selama   jalur hukum patut dipertimbangkan,
            menjadi pertimbangan terakhir,” kata   proses PPDB tahun ini, bahkan pungli ini   mengingat masifnya praktik pembuatan
            Sutan kepada Parlementaria, baru-baru   seolah menjadi budaya di dalam setiap   SKTM fiktif ini. Jelas praktik ini melanggar
            ini.                              penerimaan siswa baru.           etika, norma dan hukum yang berlaku,”
               Politisi Partai Gerindra itu     Sutan memaparkan, praktek jual beli   tegas Reni.
            menambahkan, dalam Pasal 14       kursi ini sebenarnya telah coba dikurangi   Politisi PPP itu meminta agar
            Permendikbud Nomor 14 Tahun       pemerintah dengan jalan menerapkan   pemerintah dan lembaga pengelola
            2018 diuraikan urutan seleksi masuk   sistem zonasi pada penerimaan peserta   pendidikan, baik sekolah maupun
            SMA, yakni berdasarkan jarak tempat   didik, karena dengan zonasi akan   perguruan tinggi, membuat suatu sistem
            tinggal dengan sekolah sesuai dengan   membuat strata favorite antar sekolah   yang memungkinkan agar tidak ada
            ketentuan zonasi. Kemudian baru Surat   menjadi berkurang, yang logikanya   lagi praktik penggunaan SKTM fiktif.
            Hasil Ujian Nasional (SHUN) SMP atau   mengurangi kesempatan untuk   Misalnya, dibuatkan  aturan bagi siapa
            bentuk lain yang sederajat, dan prestasi   terjadinya pungli, namun kenyataan   saja yang sengaja membuat SKTM fiktif,
            di bidang akademik maupun non     di lapangan justru malah membuat   maka calon peserta didik atau calon
            akademik yang diakui sekolah.     oknum di sekolah tambah berani untuk   mahasiswa akan dianulir hasil test-nya
               Ketentuan seleksi PPDB berbasis   memasang tarif memperjualbelikan kursi.  atau seleksi masuk di sekolah atau
            zonasi juga berlaku untuk siswa baru di   “Saya pikir kuncinya tetap di   perguruan tinggi tersebut.
            jenjang SMP maupun SD. Khusus untuk   pengawasan, maka pemerintah harus   “Praktik pembuatan SKTM fiktif ini
            SD pertimbangan pertama adalah usia   memperkuat di bagian ini, meski sistem   telah merusak mental dan nalar para
            peserta didik, baru setelah itu zonasi   sudah online lebih menjamin PPDB untuk   calon peserta didik. Praktik ini harus
            atau jarak rumah ke sekolah. Seleksi   transparan, akuntabel dan partisipatif,   menjadi perhatian serius agar ke depan,
            siswa baru jenjang SD juga tidak boleh   tetap saja ada oknum yang melakukan   tidak ada lagi praktik pembuatan SKTM
            menggunakan ujian baca, tulis, berhitung   pungli, padahal ini pidana, yang bisa   fiktif yang jelas merugikan yang lainnya,”
            (calistung).                      dibawa  ke ranah hukum,” tegas politisi   tandas politisi dapil Jawa Barat itu.   SF


                                                                               162 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28