Page 18 - MAJALAH 132
P. 18

laPoran utama
          KALEIDOSKOP KOMISI VII DPR RI



                                                                             pinan DPR, pembangunan smelter di­
                                                                             tempatkan di Mimika, Papua.
                                                                                Dengan pembangunan smelter ini,
                                                                             limbah industri pertambangan bisa
                                                                             terkontrol dengan baik. Komisi VII me­
                                                                             nyerukan agar pemerintah dan Free­
                                                                             port melakukan pengawasan berkala
                                                                             terhadap pembangunan smelter, agar
                                                                             masyarakat yang tinggal di lingkungan
                                                                             pertambangan tidak terdampak dari bu­
                                                                             ruknya pengolahan limbah.

                                                                             SEPAKATI ANGKA SUBSIDI
                                                                             LISTRIK
                                                                                Komisi VII DPR menyapakati pene­
                                                                             tapan angka subsidi listrik untuk tahun
                                                                             2016, yaitu sebesar Rp 67 triliun hingga
                                                                             Rp 71 triliun. Angka tersebut ternyata
          Suasana rapat Komisi VII dengan Kementerian ESDM
                                                                             lebih besar dari angka yang diajukan
          RENEGOSIASI FREEPORT HARUS       pertambangan sudah sangat mendesak.   pemerintah sebesar Rp 60,14 triliun
          LIBATKAN PEMPROV PAPUA           Komisi VII DPR memandang penting   hingga Rp 63,18 triliun. Inilah yang
            Januari 2015, Komisi VII DPR RI su­  pengawasan terhadap pembangunan   mengemuka menjadi butir kesepakat­
          dah mendesak pada Menteri ESDM   smelter ini. Pada Februari 2015, Komisi   an antara Komisi VII dengan Menteri
          Sudirman Said agar melibatkan Peme­  VII DPR membentuk Panja Smelter un­  ESDM, Juni 2015.
          rintah Provinsi Papua dalam renegosiasi   tuk menjalankan fungsi pengawasan   Pada kesempatan itu, DPR RI menolak
          kontrak karya PT. Freeport Indonesia.   terhadap perusahaan­perusahaan per­  keinginan pemerintah untuk menaikkan
          Pelibatan Pemprov Papua dalam kontrak   tambangan. Smelter sendiri merupakan   tarif  listrik dengan alasan masyarakat
          karya selalu disuarakan Komisi VII ke­  fasilitas pengolahan dan pemurnian   Indonesia belum siap untuk menerima
          pada setiap Menteri ESDM yang sedang   mineral yang harus ada pada semua pe­  kenaikan tarif listrik. “DPR RI memper­
          menjabat. Rapat ketika itu dihadiri pula   rusahaan pertambangan.  timbangkan keadaan ekonomi sedang
          perwakilan SKK Migas, BPH Migas, dan                                        tidak baik, maka Komisi VII
          Pertamina.                                                                  DPR tidak bisa menyetujui
            Pembangunan smelter juga sudah                                            kenaikan tarif listrik,” jelas
          disuarakan Komisi VII kepada Freeport                                       Tamsil Lindrung, Wakil
          sesuai amanat UU No.4/2009 tentang                                          Ketua Komisi VII yang me­
          Pertambangan Mineral dan Batu Bara                                          mimpin raker.
          (Minerba). Wakil Ketua Komisi VII DPR
          Satya­Widya­Yudha­mendesak­Menteri­                                         DIVESTASI SAHAM
          ESDM meninjau kembali MoU yang di­                                          FREEPORT
          tandatangani Dirjen Minerba dengan PT.                                         Komisi VII DPR RI pada
          Freeport pada 25 Januari 2015. Sekali lagi                                  Oktober  2015 mendesak
          MoU tersebut harus disesuaikan dengan                                       Pemerintah  segera  me­
          UU Minerba.                                                                 nyambut divestasi saham
            Pada kesempatan itu, Komisi VII DPR                                       PT.Freeport Indonesia. Di­
          juga meminta Menteri ESDM menyiap­  Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudya  vestasi merupakan amanat
          kan regulasi untuk memberikan kepas­                                        UU No.4/2009 tentang Per­
          tian hukum bagi wilayah kerja migas   Dan yang menjadi sorotan adalah   tambangan Mineral dan Batubara, yang
          yang akan habis masa kontraknya. Regu­  perusahaan tambang asing raksasa PT.   tujuannya agar penguasaan nasional
          lasi kontrak terutama ditujukan bagi pe­  Freeport Indonesia yang beroperasi   atas lahan per tambangan mineral yang
          rusahaan nasional, baik BUMN, BUMD,   di Papua. Panja Smelter mendesak PT.   masih dikuasai perusahaan asing bisa
          dan swasta nasional.             Freeport membangun smelter di Papua.   semakin besar. Divestasi harus diam­
                                           Komisi VII berkepentingan mengawal   bil Pemerintah. bila Pemerintah tidak
          BENTUK PANJA SMELTER             isu penting ini. Dan dari hasil konsultasi   mampu, ada BUMN pertambangan yang
            Pembangunan smelter untuk dunia   Presiden, Wakil Presiden, beserta Pim­  bisa ambil alih. (MH) FOTO: ANDRI/PARLE/IW



          18  EDISI 132 TH. XLV, 2015
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23