Page 19 - MAJALAH 165
P. 19

Sumbang Saran




            yang sifatnya pragmatis—yang        Tentang demokrasi,             lain sisi, kaum radikal ibarat virus
            justru menjadi dalil pokok dalam   Schumpeter memakai paradigma    yang membunuh demokrasi
            pandangan kaum pragmatis          pasar yang cendrung mencabut     dari dalam. Mereka berlindung
            seperti Laswell (1902-1978) dan   kandungan moral dari politik.    di balik jargon demokrasi untuk
            Schumpeter (1883-1950).           Baginya, memperjuangkan          menghancurkan struktur dan
               Bagi Arendt, kualitas tindakan   moralitas dalam politik merupakan   kekuatan demokratis.
            manusia tidak ditentukan baik oleh   upaya yang absurd karena politik   Seperti saya sampaikan dalam
            motif maupun oleh konsekuensi     pada dirinya berorientasi pada   artikel berjudul Melampaui Pemilu
            dari tindakan melainkan oleh      kepentingan yang terukur, bukan   di Harian KOMPAS (24/9/2018),
            prinsip dari tindakan an sich     pada pencapaian tujuan-tujuan    Pemilu 2019 adalah perang posisi
            yang disebutnya “the criterion    transendental yang berada di     antara kaum nasional dan kaum
            of greatness” (Arendt, 1958;      wilayah moral (Swedberg, 1993).   radikal. Pemilu ini bukan hanya
            Hargens, 2018). Yang dimaksud                                      urusan Prabowo melawan Jokowi.
            “the greatness” mengacu pada      Menyelamatkan Masa               Kampanye hitam memakai isu
            prinsip moral dari tindakan.      Depan Indonesia                  PKI, agama, dan antek asing
            Implikasinya, tindakan politik      Sesudah 1998, demokrasi        hanyalah modus operandi untuk
            ditakar berdasarkan bobot moral   Indonesia ditandai oleh          mendelegitimasi kekuatan
            dari tindakan itu sendiri. Arendt   pragmatisasi yang berlebihan   nasionalis. Tujuan akhir dari
            dan kaum moralis umumnya relatif   dalam praktik kekuasaan.        kekuatan radikal adalah mendirikan
            terabaikan dalam kajian politik   Prinsip kebebasan demokratik     Khilafah.
            kontemporer karena dominasi       memungkinkan setiap kelompok        Deklarasi Damai yang
            pendekatan pragmatisme dalam      muncul dan memperjuangkan        diprakarsai Komisi Pemilihan
            praksis politik kekinian.         kepentingannya. Mereka yang      Umum (KPU) belum lama ini
               Sebaliknya, Laswell memahami   anti-demokrasi dan bermimpi      adalah terobosan yang positif
            politik sebatas urusan merebut    mendirikan “Negara Agama”        untuk menetralisir keadaan politik
            kekuasaan. Ia bahkan dengan       pun memakai jargon demokrasi     yang makin panas. Namun, itu
            sinis membatasi politik sebagai   untuk memperjuangkan agenda      masih konsensus elit, kesepakatan
            who gets what, when, and how—     terselubung. Dalam banyak        di tataran atas. Di arus bawah,
            siapa mendapatkan apa, kapan,     kesempatan sudah seringkali saya   dalam interaksi sosial yang nyata,
            dan bagaimana. Profesor yang      sampaikan, radikalisme berjubah   ǻXREL HER TVSTEKERHE LMXEQ
            dikenal dengan sebutan “one-man   agama adalah ancaman yang nyata   malah semakin kuat. Narasi-narasi
            university” ini memang dipengaruhi   tetapi tidak mudah untuk diatasi.   sesat dibangun dan disebarkan.
            mazhab pragmatisme semenjak         Tidak mudah karena di             Sementara kontranarasi oleh
            belajar di Universitas Chicago pada   satu sisi, prinsip demokrasi   aparat elektoral tidak bekerja
            dekade 1920an.                    melarang tindakan yang           dengan baik dalam membentuk
                                      kan
                                                                               persep
               Lasswell selalu menggunakan    menabrak rule of the             persepsi publik. Perang simbol
                                              menabrak rule of the
                                                                               sudah sengit dan masyarakat
            tiga perspektif dalam memahami    law meskipun                     sudah
                                              law meskipun
                                      mi
                                                                               dibela
                                              untuk tujuan
            realitas sosial-politik: personalitas,   untuk tujuan              dibelah secara kasar dalam
                                      tas,
                                              penegakan
                                                                                 dua
            struktur sosial, dan kultur. Tiga   penegakan                        dua kategori sederhana:
                                              hukum.
            kombinasi yang menyempurnakan     hukum.                             “pendukung” dan “penentang”
                                      akan
                                                                                 “pen
                                              Di
            watak pragmatist seorang          Di                               pemer
                                                                               pemerintah. Jelas ini gejala yang
                                                                                tidak
            Lasswell, tetapi juga membuat  t                                    tidak sehat untuk masa depan
                                                                                  Ind
            bacaannya lebih akurat dan                                            Indonesia.
            kontekstual hingga hari ini. Tak                                         Ini saatnya, sebelum nasi
                                      hari
            ada yang menyangkal, politik hari                                     jad
                                                                                  jadi bubur, para elit politik
            ini pun sebatas libido kekuasaan.                                     ke
                                                                                  kembali menyelamatkan
                                      an.
                                      nah
                                                                                  ke
            Medan politik bergeser dari ranah                                     keadaan. Politik Pemilu
            moral menjadi pasar kepentingan                                       ha
                                                                                  harus dibangun dengan cara
                                     gan
            seperti dalam anggapan                                                ya
                                                                                  yang sehat. Kalau memang
                                                                                  tuj
            Schumpeterian.                                                        tujuan dari proses ini untuk
                                                                                  perubahan Indonesia, maka
               Joseph Alois Schumpeter                                            pe
                                                                                  segala cara yang mengancam
            (1883-1950), pemikir ekonomi-                                         se
                                                                                  ma
            politik Austria abad ke-20 yang  g                                    masa depan Pancasila dan
                                      rika
            berpindah menjadi warga Amerika                                       Ind
                                                                                  Indonesia harus diakhiri.
                                                                                  Bia
            di tahun 1939, dikenal dengan                                         Biarkan Pemilu menjadi
                                                                                  kontestasi gagasan, perang
                                      isme
            dukungannya terhadap kapitalisme                                      ko
                                                                                  ide, bukan perang simbol
            dan penemuan istilah “destruksi  si                                   ide
            kreatif” (creative destruction) dalam                                 dan identitas, apalagi perang
                                                                                  da
                                      alam
            teori ekonomi.                                                        ǻ
                                                                                  ǻXREL     XR
                                                                               165 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24