Page 24 - MAJALAH 71
P. 24

LAPORAN UTAMA




              Tipikor dihasilkan dari keputusan   DPR juga mempunyai kapasitas   semangat kebersamaan di dalam partai
              Mahkamah Konstitusi  dan penyelesaian   individual dan penegakan etika itu   supaya memperoleh seluas mungkin
              RUU Tipikor itu sebenarnya akan   sebagian besar faktor yang akan   dukungan publik.
              menentukan sejauh mana DPR periode   ditentukan oleh komitmen individual
              2004-2009 mempunyai komitmen   ini. Kalau kita menuntut arogan, maka   Partai apa yang paling komit
              untuk pemberantasan korupsi di   yang harus dipertanyakan kepada   menegakkan disiplin partai
              Indonesia.                     masing-masing anggota DPR adalah      Kalau dulu partai TNI, sekarang
                 Kalau RUU Tipikor diabaikan,   sejauh mana komitmen individualnya   menurut saya dari tingkat kehadiran
              ini menjadi kecurigaan yang besar di   dapat membimbing mereka  untuk   kita  tidak  bisa  mengeneralisasi.
              kalangan masyarakat bahwa ternyata   tetap mematuhi etika penyelesaian   Sebab kalau partai politik yang hanya
              DPR itu komitmennya rendah untuk   tugas sebagai pejabat publik.   mempunyai satu wakil anggota di
              ikut bersama-sama menyelesaikan      Yang ke tiga, dari sisi masyarakat,   komisi dan satu wakil itu harus hadir
              masalah korupsi di Indonesia.   masyarakat harus didorong untuk   terus di setiap rapat pasti kehadirannya
                                             gencar memberikan penilaian dan   tidak mungkin 100 persen, tapi itu kan
              Selain RUU Tipikor, prioritas   juga dorongan kepada anggota DPR   tidak adil.
              RUU apa lagi                   bahwa sebetulnya komitmen seseorang      Jadi  dari  rata-rata  yang  ada
                 Dua RUU lainnya yang harus   yang ditugaskan oleh partai menjadi   memang ada peningkatan kehadiran
              menjadi prioritas adalah RUU Pelayanan   anggota DPR itu adalah komitmen   anggota parlemen dari waktu ke waktu
              Publik dan RUU Kepresidenan. RUU   sepanjang masa bakti dan kalau itu   tapi masih juga tampak siasat-siasat
              Pelayanan Publik yang terkait dengan   tidak bisa ditunjukkan,  kewajiban atau   dilakukan untuk mencari alasan supaya
              birokrasi dan RUU Kepresidenan   hak masyarakatlah untuk menghukum   tidak menghadiri sidang-sidang yang
              yang terkait dengan Pemerintahan,   mereka. Hukumannya seperti apa,  ya   sudah diagendakan. Dan kalau harus
              jika dapat diselesaikan itu berarti   menurut saya kalau ada caleg anggota   menyebut partai mana yang paling
              DPR memberikan banyak kontribusi   DPR yang mencalonkan lagi sebaiknya   komit mungkin hanya sejumlah kecil
              bagi perkembangan Indonesia pada   jangan dipilih. Kalau ada anggota   partai saja.
              umumnya, dan perkembangan untuk   DPR yang seperti itu lalu mendukung
              peningkatan kinerja pemerintahan,   pencalonan Presiden, tentunya harus   Berarti tidak ada alasan
              baik dalam pengertian pemerintah   dipertimbangkan  apakah  perlu   dengan berlangsungnya
              sebagai satu jajaran kabinet, maupun   didukung atau tidak.    Pemilu, anggota tidak
              pemerintah sebagai pelayanan publik                            mengikuti rapat di DPR
              yang penyelenggaraannya dilakukan   Apakah partai perlu           Menurut saya begini, kalau anggota-
              oleh birokrasi pemerintah. Jadi sayang   memberikan reward dan   anggota DPR yang mencalonkan diri
              sekali jika tiga RUU itu terabaikan.  punishment               kembali itu memanfaatkan peluang
                                                Partai punya aturan internal, yang   yang diberikan oleh peraturan Pemilu
              Agar anggota ini komit         terpenting adalah bagaimana partai bisa   terkait dengan kampanye, itu mereka
              terhadap tugasnya, apakah      menegakkan aturan partai internalnya   tidak harus membolos. Mereka bisa
              perlu memberlakukan            itu. Jadi reward and punishment itu   memanfaatkan masa reses untuk
              anggota yang tidak hadir       sebenarnya mengikuti kedisiplinan   berkomunikasi dengan publik dan
              dipotong gajinya               partai untuk menegakkan aturan itu.   peluang itu sudah diberikan oleh
                 Saya kira  memang tidak ada      Sekarang ini seringkali kita melihat   Peraturan Pemilu selama kurang lebih
              institusi yang bisa memaksa anggota   aturan yang dibuat partai politik   satu tahun sejak kampanye dialogis itu
              DPR untuk disiplin menghadiri   hanya dipajang sebagai assessoris dan   dibuka pada  pertengahan bulan Juli
              sidang-sidang  di  DPR  kecuali   formalitas saja, tapi tidak ditegakkan,   tahun lalu.
              partai politik. Sebab anggota DPR   itu yang menjadi soal.        Namun sayangnya hal itu tidak
              itu sangat tergantung dengan partai      Persoalannya  adalah  apakah   dimanfaatkan dan ini menandakan
              politik induknya. Oleh karena itu,   didalam internal partai politik itu   bahwa  anggota  DPR  yang
              menuntut kehadiran anggota DPR   memang ada unit  kepemimpinan yang   mencalonkan lagi itu komitmennya
              juga bukan penyelesaian. Menurut saya   secara sadar melihat penegakan disiplin   terhadap kepedulian masyarakat itu
              partai politik juga harus mendorong   etika keterwakilan ini sebagai bagian   juga relatif kurang.
              anggotanya untuk menegakkan disiplin.   dari kampanye politik mereka untuk      Sebab  bagaimanapun  juga
              Kalau partai politiknya saja tidak peduli,   menarik atensi publik, dan nampaknya   sebagai pejabat publik dia terikat
              maka sulit untuk bisa diharapkan   ini jarang dilakukan sebab orientasi   dengan tugas-tugas keterwakilan di
              anggota DPR untuk bisa mematuhi   sebagian besar partai politik itu masih   parlemen dan sebagai orang yang ingin
              etika kedisiplinan ini.        tertumpu pada orientasi melayani   mempertahankan jabatan publiknya  dia
                 Yang ke dua, anggota-anggota   pemimpin partai bukan melayani   juga harus meyakinkan masyarakat, dan



            22      PARLEMENTARIA TH. XL NO. 71
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29