Page 10 - MAJALAH 65
P. 10
LAPORAN UTAMA
APBN 2008, Penuh
Dalam pembahasan APBN Perubahan 2008, banyak hal yang berubah dari rumusan
awal APBN 2008. Ini memang suatu keniscayaan sebab gejolak harga minyak dunia
melambung tak terkendali, jauh diatas prediksi APBN 2008. Atas kondisi tersebut,
akhirnya pemerintah mempercepat pembahasan APBN-P 2008, yang biasanya pada
pertengahan tahun, kali ini dipercepat pada bulan Pebruari dan pada awal April 2008
perubahannya telah selesai dilakukan.
Beberapa hal yang mengalami perubahan diantaranya,defisit anggaran ambrol,
subsidi membengkak, dengan asumsi harga minyak pada kisaran US$ 95 perbarel,
subsidi membengkak menjadi Rp 233, 7 triliun dari asumsi sebelumnya Rp 97,8 triliun.
Revisi APBN 2008
Asumsi Dasar APBN 2008 APBN-P 2008
Pertumbuhan ekonomi 6,8% 6,4%
Inflasi 6,0% 6,5%
Suku Bunga SBI 3 bl 7,5% 7,5%
Nilai tukar Rp/US$ 9.100 9.100
Harga minyak US$/barel 60 95
Lifting Minyak (ribu barel/hari) 1.034 927
Produk Domestik Bruto 4.306.607,5 4.484.371,8
Uraian APBN 2008 APBN-P 2008
(Rp. Triliun) (Rp. Triliun)
Pendapatan negara dan hibah 780,7 892,9
- Penerimaan pajak 591,3 609,2
- Penerimaan negara bukan pajak 187,2 281
Belanja negara 854,6 987,4
- belanja kementerian/lembaga 311,9 286,7
- belanja non kementerian/lembaga 261,4 407,4
- subsidi 97,8 233,7
Defisit 73,2 94,5
Rasio defisit 1,7% 2,1%
Penerbitan SUN 91,5 116
Volume BBM (juta kl) 35,8 35,5
alah satu masalah yang paling alot dibahas Rp 126,82 T. Jumlah subsidi kemungkinan masih akan
adalah perbuahan asumsi harga minyak membengkak lagi mengingat saat naskah ini ditulis harga
dunia, yang kini berada diatas 100 dolar AS/ minyak dunia telah melebihi 120 US dolar/barel.
barel. Akhirnya pemerintah dan DPR Pos subsidi BBM dan listrik telah menambah
Ssepakat pada angka 95 dolar AS/barel. anggaran sebesar Rp 110,5 T dari APBN 2008 atau
Akibatnya, subsidi BBMdan gas alam cair dalam hampir 20% dari belanja negara.
APBN-P 2008 semula pada angka Rp 45,8 T menjadi APBN-P 2008 juga mencadangkan angaran untuk
10 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 65