Page 27 - MAJALAH 66
P. 27

SUMBANG SARAN



           dorongan kenaikan ongkos produksi (yang dikenal
           dengan Cost Push Inflation atau Wages Spiral Inflation),   (I – S) + (G – T) + (X – M) = 0
           bukan sebagai akibat adanya dorongan permintaan
           untuk mengkonsumsi barang dan jasa (disebut dengan  ket:  I = Investasi
           Demand Pull Inflation atau Excess Demand Inflation),  S = Tabungan
           juga bukan disebabkan oleh Bottleneck Inflation    G = Pengeluaran pemerintah
           (disebut juga dengan Post War Inflation).          T = Pajak (pendapatan pemerintah)
              Dimulai dari kenaikan harga BBM pertama pada    X = Ekspor, dan
           28 Februari 2005 yang diberlakukan mulai 1 Maret   M = Impor.
           yang ditetapkan pada waktu itu kenaikan sebesar
           29%. Kenaikan harga BBM yang kedua diputuskan      Enam variabel itu dapatlah kita bagi menjadi dua
           30 September 2005 yang diberlakukan pada 1      kelompok, yaitu kelompok I, G, dan X di satu pihak,
           Oktober 2005 dengan besaran rata-rata sebesar   dan S, T, dan M pada pihak yang lain. Kelompok yang
           128%, pada waktu itu inflasi yang terjadi sebesar  pertama itu, seluruhnya menyatakan unsur-unsur
           17,11% (data Badan Pusat Statistik). Inflasi dengan  pengeluaran atau unsur-unsur penggunaan Gross
           intensitas sebesar ini disebut dengan Galloping  National Product (GNP) , sedangkan kelompok yang
           Inflation (yaitu tingkat inflasi yang sudah mengarah  kedua, seluruhnya merupakan unsur-unsur yang
           pada keadaan yang “dapat” membahayakan          menyedot uang yang beredar di masyarakat. Dengan
           perekonomian suatu negara). Sedangkan inflasi yang  demikian, bertambahnya variabel-variabel kelompok
           akan terjadi dengan kenaikan harga BBM per 24 Mei  pertama, sebagian maupun ketiga-tiganya, akan
           2008 sebesar 28,7% diperkirakan sebesar 12%, ini  menambah jumlah uang yang beredar, sedangkan
           memang terjadi kenaikan tingkat inflasi sebesar dua  penambahan variabel-variabel kelompok kedua,
           kali lipat dibandingkan dengan 2006 dan 2007 yang  sebagian maupun ketiga-tiganya, akan mengurangi
           sebesar 6,6% dan 6,59%.                         jumlah uang yang beredar (sudah barang tentu,
              Tanpa adanya kenaikan harga BBM sekarang ini,  dengan asumsi ceteris paribus).
           inflasi tahun ini diperkirakan sebesar 9%, jadi    Dari persamaan (rumus) keseimbangan moneter
           kenaikan harga BBM sebesar 28,7% akan menambah  di atas, kita jumpai adanya enam variabel makro, atau
           inflasi sebesar 3%. Dengan inflasi sebesar 12% ini  yang disebut juga “Tiga pasang variabel strategis
           (disebut dengan Creeping Inflation yaitu suatu  (The Three Strategic Pair of Variables)”. Disebut
           tingkat inflasi yang belum begitu membahayakan  sebagai strategis karena variabel-variabel tersebut,
           perekonomian suatu negara), masih dapat         baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
           tertanggulangi. Memang dengan inflasi yang      bisa mempengaruhi arus pendapatan dalam suatu
           diperkirakan “hanya” sebesar 12% ini sudah membuat  perekonomian. Pengaruh tersebut dapat berupa
           suku bunga riil asset rupiah cenderung ke arah  pengaruh positif (+) atas arus pendapatan, maupun
           negatif, kejatuhan nilai tukar (kurs devisa, Exchange  arus negatif (-) atas arus pendapatan.
           Rate) memang akan membuat perekonomian ke arah     Apabila kita perhatikan pengaruh positif maupun
           “chaos” dan kondisi ini akan bertambah sulit jika  negatif dari variabel-variabel tersebut atas
           unsur perbankan menaikkan suku bunga kreditnya,  pendapatan nasional, maka rumus keseimbangan
           karena akan memicu kolapsnya sektor riil yang   moneter di atas dapat kita tuliskan sebagai berikut:
           sekarang ini biaya operasionalnya sudah cukup tinggi.
           Yang harus dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah        +              +              +
           meminimalisir akibat putaran kedua (second round
           effect) dari kenaikan harga BBM ini jangan sampai     ( I – S) + (G – T) + (X – M) = 0
           merembet berkepanjangan pada harga-harga barang
           dan jasa yang lain.                                         -               -               -

           Inflasi                                         Yakni:
              Secara makro, inflasi sebenarnya terjadi karena  1. Jika hasil rumus keseimbangan moneter itu sama
           keseimbangan moneter terganggu, yaitu tidak        dengan nol, berarti bahwa nilai semua variabel
           seimbangnya antara variabel-variabel ekonomi yang  yang mempunyai pengaruh positif sama besarnya
           mengurangi jumlah uang yang beredar dengan         dengan nilai semua variabel yang berpengaruh
           variabel-variabel ekonomi yang menambah jumlah     negatif. Dalam keadaan seperti ini terjadilah
           uang yang beredar.                                 keseimbangan moneter.
              Rumus keseimbangan moneter yang umum         2. Jika hasil rumus keseimbangan moneter itu lebih
           adalah:                                            kecil dari nol (negatif ), berarti bahwa nilai semua



                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 66  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32