Page 28 - MAJALAH 66
P. 28
SUMBANG SARAN
variabel yang berpengaruh positif lebih kecil dari adalah juga tahun-tahun di mana kenaikan upah
pada nilai semua variabel yang berpengaruh tinggi, dan sebaliknya, tahun-tahun di mana
negatif. Bilangan negatif itu pun memberi arti pengangguran tinggi maka tingkat kenaikan upah
bahwa keseimbangan moneter telah terganggu rendah.
dan menuju ke arah berkembangnya deflasi. Tokoh ekonom terkenal bernama Paul Samuelson
3. Jika hasil rumus keseimbangan moneter itu lebih dan Robert Solow, mempopulerkan hubungan negatif
besar dari nol (positif), berarti nilai semua variabel antara persentase kenaikan upah dengan turunnya
yang mempengaruhi secara positif lebih besar dari pengangguran ini di Amerika Serikat dengan sedikit
pada nilai semua variabel yang berpengaruh modifikasi, di mana mereka dengan studinya
negatif. Bilangan positif tersebut memberi arti menjelaskan dan mempopulerkan hubungan negatif
bahwa keseimbangan moneter telah terganggu, antara laju inflasi dengan tingkat pengangguran.
dan menjadi keadaan yang menuju ke arah Dengan perkataan lain, terdapat trade off antara
perkembangan inflasi. inflasi dengan tingkat pengangguran.
Dalam teori ekonomi makro memang terdapat
Inflasi merupakan salah satu variabel yang sangat perdebatan klasik tentang hubungan negatif antara
sentral dalam kebijakan makro ekonomi, di samping inflasi dan pengangguran yang dikenal dengan kurva
output dan pengangguran. Yang dimaksud dengan Phillips-nya tersebut. Beberapa waktu yang lalu di
inflasi adalah suatu proses kenaikan harga umum Amerika Serikat dan banyak negara-negara OECD
barang dan jasa yang terjadi secara terus menerus. Ini (Organization for Economic Cooperation and
tidak berarti bahwa harga-harga barang dan jasa naik Development) menunjukkan bahwa telah terjadi
dengan persentase yang sama. Mungkin terjadi tingkat inflasi yang tinggi dibarengi dengan tingkat
barang dan jasa naik secara tidak bersamaan. Yang pengangguran yang tinggi. Jadi hubungan antara
penting di sini adalah terdapat kenaikan harga-harga inflasi dengan tingkat pengangguran tersebut bersifat
barang dan jasa secara terus menerus selama satu positif dan tidak sesuai dengan teori Phillips, sehingga
periode tertentu. Jadi kenaikan yang terjadi hanya bertentangan dengan gambar dan diagram dalam
sekali saja walaupun dengan persentase kenaikan kurva Phillips.
yang cukup besar, bukanlah merupakan inflasi. Hasil penelitian dari Amerika Serikat dan OECD
Kenaikan harga barang dan jasa ini diukur dengan tersebut membenarkan bantahan terhadap teori
mempergunakan indeks harga. Beberapa indeks harga Phillips. Berita di televisi dan media massa pada
yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara pertengahan April 2008 yang lalu dan berjudul
lain: “Zimbabwe, tingkat pengangguran 80% dan inflasi
a. Indeks Biaya Hidup (Consumer Price Index), 100.000% per tahun” membenarkan secara ekstrem
b. Indeks Harga Perdagangan Besar (Whole Sale hasil penelitian di Amerika Serikat dan OECD
Price Index), tersebut. Inflasi di Zimbabwe tersebut berarti sebesar
c. GNP Deflatoir. 280% per hari (yang dikenal dengan Hyper Inflation).
Untuk perhitungan indeks tersebut di Indonesia Jadi hampir di seluruh negara baik di Developed
mempergunakan data kenaikan harga-harga dari Countries maupun Developing Countries saat ini
744 komoditas, di 119 pasar tradisional, dan 95 mengalami apa yang disebut dengan stagflasi
pasar modern. (pengangguran disertai dengan inflasi). Pengangguran
meluas di mana-mana bersamaan dengan kesulitan
Inflasi dan Pengangguran dari Teori AW Phillips mengatasi inflasi. Gejala-gejala negara maju lebih
Konsep tentang adanya hubungan antara inflasi mementingkan kepentingan nasionalnya, makin
dengan pengangguran ini masih relatif baru, kira-kira menguatnya sentimen anti perdagangan bebas di
pada akhir 1950-an. Secara teoritis hubungan ini baru beberapa negara. Juga karena adanya fenomena
pertama kali diperkenalkan AW Phillips pada 1958 investasi dalam sektor riil yang dianggap memberi
(AW Phillips, “The Relation Between Unemployment hasil yang lebih rendah dibanding sektor keuangan.
and The Rate of Change of Money Wage Rates in The Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana
United Kingdom, 1861-1957”, Economica (Nov, hubungan antara inflasi dengan pengangguran
1958), pp. 283-300). Phillips mengadakan studi tersebut jika diterapkan di Indonesia.
lapangan tentang hubungan antara kenaikan tingkat
upah dengan pengangguran di Inggris pada 1861- Penerapan Teori AW Phillips di Indonesia
1957. Dari studi ini dia memperoleh hasil bahwa Bahan dari Badan Pusat Statistik (Rapat Dengar
terdapat hubungan yang negatif antara persentase Pendapat komisi XI DPR-RI dengan BPS, 3 Juni
kenaikan upah dengan turunnya pengangguran. 2008) menunjukkan bahwa pada Mei 2008 terjadi
Tahun-tahun di mana tingkat pengangguran rendah inflasi sebesar 1,41%. Dari 45 kota tercatat seluruh
28 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 66