Page 32 - MAJALAH 94
P. 32

tahun 2014, Program   tidak mudah tawur massal, itu sudah
                                                         Wajib belajar 12 tahun   lebih baik, ini sungguh ideal.
                                                         sudah terwujud, meski
                                                         dibutuhkan anggaran   Kebijakan Berkeadilan
                                                         cukup besar.             Sementara anggota Komisi X
                                                            Rohmani (F-PKS)    DPR RI, Dedi Gumelar mengatakan,
                                                         mengatakan, proses    pemerintah harus mampu membuat
                                                         rekrutmen siswa baru   kebijakan pendidikan yang
                                                         di rintisan sekolah   berkeadilan. Saat ini, kebijakan
                                                         bertaraf internasional   pendidikan masih menciptakan
                                                         (RSBI) yang masih     disparitas di tengah masyarakat.
                                                         memberlakukan            Menurutnya, salah satu indikator
                                        Rohmani (F-PKS)  indikator kemampuan   itu adalah Rintisan Sekolah Bertaraf
                                                         finansial bagi calon   Internasional (RSBI). Ia menjelaskan,
                                                         muridnya merupakan    pemerintah memberikan perhatian
                                                         cermin kegagalan      yang berbeda karena cenderung
             Secara norma dan implementasi,   pemerintah menyelenggarakan      mengekslusifkan RSBI. Berdasarkan
           Tim Advokasi Anti Komersialisasi   pendidikan secara merata.        pemantauannya, seluruh sekolah yang
           Pendidikan, menilai RSBI/SBI memang   “Pemerintah belum sepenuh hati   berlabel RSBI memiliki sarana, dan
           bermasalah dan harus dihapuskan   menyelenggarakan pendidikan yang   tenaga pendidik kelas satu. Sedangkan
           karena telah mengakibatkan kerugian   adil bagi setiap warga negaranya. Jadi,   di lain sisi, sekolah dengan standar di
           konstitusional bagi Para Pemohon dan   seharusnya RSBI pendidikan untuk   bawahnya hanya menyelenggarakan
           banyak warga negara Indonesia.    semua,” katanya.                  pendidikan dengan sarana dan tenaga
             Keberadaan RSBI/SBI yang           Dia juga melihat pemerintah    pendidik seadanya.
           mendasarkan seleksi pada intelektual   telah gagal menciptakan kebebasan   “Harusnya semua memiliki standar
           dan keuangan calon peserta didik,   bagi warga negaranya mendapatkan   yang sama dengan RSBI. Guru yang
           merupakan bentuk tindakan         pendidikan yang layak seperti     sarjana, serta sarana dan prasarana
           penggolongan atau pembedaan       RSBI. “Kita juga mendengar sejak   yang sama. Kalau tidak, itu namanya
           perlakuan terhadap sesama warga   lama bahwa untuk masuk RSBI       diskriminatif,” kata Dedi.
           negara berdasarkan status sosial dan   persyaratannya biasa namun yang   Dia menguraikan, setiap siswa
           status ekonomi. Karena itu, keberadaan   luar biasa adalah jaminan keuangan   memiliki perjalanan hidup yang
           RSBI/SBI merupakan bentuk kebijakan   dari orangtua didik agar anaknya   berbeda. Namun begitu, tidak lantas
           diskriminatif dari Negara yang    bisa mengikuti pendidikan di sekolah   membuat RSBI hanya menampung
           dilegalkan melalui UU.            tersebut,”ujarnya                 siswa-siswa cerdas, terlebih mereka
             Rinto Subekti (F-PD) mengatakan,   Alasannya karena biasa         yang “cerdas” secara finansial. Karena
           sebelum adanya standarisasi,      operasionalnya tinggi atau bahkan   sesuai dengan Undang-Undang
           kabupaten dan kota diharapkan tidak   suatu saat anaknya akan studi tour ke   (UU), semua memiliki hak yang sama
           tergesa-gesa menggalakkan Program   luar negeri untuk mengetes bahasa   mengenai pendidikan.
           Rintisan Sekolah Berbasis Internasional   Inggris maupun studi banding dengan   “Setiap siswa memiliki kecerdasan
           (RSBI) atau Sekolah berbasis      sekolah di luar negeri. “Mungkin   yang berbeda. Karena asupan nutrisi
           International SBI.                ini mengada-ada, namun itu yang   ataupun genetiknya yang tidak bagus.
             Menurutnya, setiap warga negara   diantaranya jadi aduan masyarakat.   Tapi RSBI jangan hanya untuk mereka
           berhak mendapatkan pendidikan yang   Artinya jaminan finansial seperti   yang cerdas, karena itu salah secara
           setara, untuk itu pihaknya meminta   menyatu dengan masuknya peserta   sistem dan melanggar UU,”paparnya.
           setiap kabupaten dan Kota fokus   didik di RSBI,”paparnya.             Sejatinya, paparnya, RSBI harus
           menyelesaikan Program Sekolah        Menurutnya, dunia pendidikan di   bisa diakses oleh semua peserta didik.
           Standart Nasional SSN.            Indonesia memang belum ideal karena   Karena menurutnya, jika RSBI hanya
             Dia mengungkapkan, Pemerintah   tidak menghasilkan manusia yang   diciptakan untuk sekelompok siswa
           saat ini sedang melakukan ujicoba   tinggi moralitas dan berbudi pekerti   yang memiliki keunggulan secara
           Pendidikan Menengah SMA dan SMK   luhur. Artinya jika makin banyak orang   akademik, maka itu akan membuat
           dengan model SMA - SMK Universal.   terdidik tinggi, lalu korupsi menjadi   siswa lainnya semakin tertinggal. “RSBI
           Program tersebut menurutnya menuju   lenyap atau tidak lagi menjadi, dan   boleh saja, tapi harus berkeadilan.
           tercapainya wajib belajar 12 tahun.   aneka perilaku santun, gotong royong   Awasi juga 20 persen hak siswa miskin
           Pemerintah dan DPR juga telah sepakat   atau tinggi tenggarasanya sehingga   di setiap sekolah,” tandasnya. (si)


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37