Page 49 - MAJALAH 128
P. 49

epada Parlementaria dalam
                  wawancara eksklusifnya, Luk-
            Kman berbagi cerita tentang
            masa kecilnya di Riau, romantika masa
            kuliah di Malang, dan perjalanan karir
            politik dan profesionalnya di Riau dan
            Jakarta. Kehidupannya, memang, tak
            terpisahkan dari tiga kota besar; Riau,
            Malang, dan Jakarta.

            SISWA BERPRESTASI

            Teluk Pinang, Riau, 1970. Sebuah desa
            terpencil di tepi sungai Indragiri, Ka-
            bupaten Indragiri Hilir, Riau. Untuk
            sampai ke desa ini perlu mempersiap-
            kan fisik yang kuat, karena perjala-
            nannya harus ditempuh berjam-jam   Foto kenangan Lukman Edy bersama teman-teman
            lewat transportasi darat dan sungai.
            Dari Pekanbaru, ibu kota Riau butuh   Kini, di rumah Adnan dan Aini ada ja-  turnya paling tinggi, menjadi penjaga
            waktu tujuh jam ke Indragiri Hulu.   goan kecil yang membahagiakan. Edy   gawang baginya tak melelahkan dari-
            Kemudian untuk sampai ke desa Teluk   (sapaan masa kecil) tumbuh menjadi   pada harus menjadi penyerang.
            Pinang, masih harus menyeberangi   anak yang periang dan cerdas. Ia lahir
            sungai dengan perahu kecil hingga   di tengah keluarga yang religius. Ber-  Bahkan, ia pernah menggalang anak-
            tiga jam.                         sama sahabat-sahabat kecilnya ia suka   anak seusianya untuk membuat klub
                                              sekali bermain. Karena kehidupan da-  sepakbola. Klub sepakbola yang
            Mayoritas penduduk di desa ini ber-  hulu sangat sulit dan bergantung pada   dibentuk Edy sering bertanding di
            profesi sebagai petani kelapa hibrida   alam, membuat anak-anak kecil se-  sekolah maupun kampungnya. Kaos
            dan sagu. Profesi pedagang sedikit   perti Edy begitu kreatif. Mereka mem-  timnya dibuat sendiri dengan sablon.
            sekali dan biasanya dilakoni orang-  buat berbagai mainan dari kayu, me-  Dan yang menarik, Edy dan sahabat-
            orang Tionghoa. Oleh masyarakat   manfaatkan kekayaan alam yang ada.   sahabat kecilnya itu kerap bermain
            desa setempat para pedagang Tion-                                   bola di lapangan berlumpur. Bila geri-
            ghoa itu disebut  tauke.  Hasil per-  Di kampungnya ada kayu pulai yang   mis datang, itu tandanya harus ber-
            tanian masyarakat biasanya dijual   begitu ringan dan mudah dibuat   siap ke lapangan untuk bermain bola.
            ke para tauke tersebut. Keberadaan   mainan. Dari kayu pulai itu, Edy ke-  Wah, senangnya mengingat masa kecil
            para tauke sa ngat membantu warga   cil sudah kreatif membuat mainannya   di kampung.
            setempat, karena mereka suka mem-  sendiri, seperti mobil-mobilan dan
            bantu memenuhi kebutuhan warga.   perahu. Padahal, dahulu para orang-  Mengawali pendidikan formalnya,
            Bahkan, meminjam uang pun bisa ke   tua di kampungnya kerap menyebut   Edy bersekolah di SDN 4 Tembilahan.
            para tauke.                       kayu pulai sebagai tempat tinggal jin.   Pelajaran matematika dan kesenian
                                              Tapi, Edy adalah anak yang pembe-  sangat disukai Edy. Ia adalah siswa
            Adalah Muhamad Adnan seorang      rani. Ia tak peduli dengan sebutan itu.   berprestasi yang selalu menempati
            pamong (wakil camat) yang tinggal di   Dari kayu pulai ia berkreasi membuat   ranking teratas di sekolahnya. Karena
            Desa Teluk Pinang, Kecamatan Gaung   berbagai mainan kesukaannya.   ia siswa yang cerdas, Edy selalu di-
            Anak Serka, sedang berbahagia, kare-                                percaya menjadi ketua kelas di seko-
            na segera dikaruniai anak ketiga. Tah-  Alam telah membentuk anak-anak di   lahnya, dari kelas I sampai VI. Di ling-
            mid tiada henti terucap ketika tangis   kampung jauh lebih kreatif daripada   kungan teman-temannya, ia memang
            bayi mungil laki-laki memecah kete-  anak-anak modern di perkotaan. Be-  sangat berpengaruh.
            gangan. Nur’Aini ibu sang bayi yang   tapapun sulitnya ekonomi masyarakat
            baru saja menjalani persalinan, ber-  di kampungnya saat itu, Edy kecil tak   Di SDN 4 Tembilahan hanya sampai
            syukur atas kelahiran anak bungsu   pernah mengeluh. Bersama para saha-  kelas V. Naik kelas VI, ia pindah ke
            dari tiga bersaudara ini. Bayi kecil itu   batnya ia juga suka bermain bola. Saat   SDN 01 Cintaraja, Pekanbaru. Mulai
            kemudian diberi nama Muhamad Luk-  bermain bola, Edy lebih suka berada   di Pekanbaru ini, panggilan akrabnya
            man Edy.                          di posisi penjaga gawang. Selain pos-  berubah menjadi Lukman. Kepindah-



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 128 TH. XLV, 2015  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54