Page 174 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 174
7.1.2. Tingkat Kepatuhan Peta Bidang Tanah terhadap
Elemen-elemen Kadaster
Untuk menindaklanjuti program PTSL dalam upaya membangun
kadaster lengkap, bagian 5 menguraikan tingkat kepatuhan PBT
terhadap elemen-elemen kadaster penetapan batas. Walaupun hanya
36,1% elemen penunjukan batas dilakukan oleh pemegang hak atau
kuasanya dan hanya sebesar 65,8% yang memasang patok batas
permanen, namun ternyata tingkat kepatuhan Peta Bidang Tanah
(PBT) PTSL di enam desa di Kabupaten Madiun terhadap elemen legal
penetapan batas mencapai 90,1%. Data ini menarik untuk dicermati
sebagai sebuah potensi penerapan sistem general boundary.
Kepatuhan elemen kesepakatan batas yang sangat tinggi sebesar
96,6%, walaupun hanya 36,1% elemen penunjukan batasnya dilakukan
oleh pemegang hak atau kuasanya. Selanjutnya, kepatuhan elemen
demarkasi batas yaitu sebesar 92,5%, walaupun hanya sebesar 65,8%
yang memasang patok batas permanen. Selebihnya, tanda batas
yang dipasang bersifat tidak permanen dan rentan terjadi perubahan
posisi. Secara keseluruhan, 96,4% elemen penunjukan batas di lokasi
perdesaan memenuhi ketentuan regulasi. Saling kenal di antara
anggota masyarakat dan kepercayaan yang tinggi kepada perangkat
desa, terbukti merupakan potensi dalam pembangunan kadaster
lengkap di perdesaan Indonesia, terutama dalam elemen kesepakatan
batas.
Asesmen tingkat kepatuhan elemen spasial dilakukan di wilayah
perkotaan di dua kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Utara.
Hasilnya sangat mengejutkan, yaitu tidak ada satupun bidang tanah
yang dipetakan dalam peta kadaster yang memenuhi standar teknis
(0%). Selengkapnya, rincian pemenuhan setiap elemen spasial sebagai
berikut:
Kepatuhan elemen petugas penetapan batas yaitu sebesar
100% karena dari 19.172 bidang, semuanya ditetapkan oleh surveyor
pemerintah (ASN). Sedangkan pada elemen metode pengukuran,
hanya sebesar 17,4% yang memenuhi ketentuan teknis pengukuran
yang dipersyaratkan dalam petunjuk teknis. Sisanya sebesar 15.597
(81,4%) tidak memenuhi ketentuan tersebut. Seluruh metode
pengukuran secara terestrial tidak memiliki ukuran lebih dan tidak
mencantumkan tingkat ketelitian, sedangkan ketentuan teknis
BAB 7 147
Menindaklanjuti PTSL